Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2013

Putri Semangka Merah : Tanpa Belas Kasih

Malang, 23 Desember 2012           Di sebuah planet nan jauh di angkasa raya, hiduplah seorang putri kerajaan yang cantik dan periang yang dikenal sebagai Putri Semangka Merah. Meskipun ia memiliki nama layaknya nama buah tetapi Putri bukanlah sebuah Semangka. Ia seorang gadis manusia biasa layaknya manusia bumi. Sang Putri diberi julukan Putri Semangka karena ia memiliki rambut panjang berwarna merah bagaikan warna semangka. Selain itu terdapat beberapa bintik-bintik hitam di pipi kiri dan kanannya yang terlihat bagaikan biji buah semangka. Ditambah gaun kesukaan Putri yaitu gaun panjang berwarna hijau dengan garis-garis coklat membuatnya makin terlihat seperti buah semangka berwujud manusia.           Putri Semangka merah memiliki keahlian dalam berpedang. Setiap kali ia berlatih bersama dengan para pengawal kerajaan di Istana Tanaman Rambat ia selalu muncul sebagai pemenang. Sang Raja Se...

Hari Ke-30 : Seharusnya Komedi!

Negara, 30 Januari 2013           “Jangan lupa tertawa ketika membaca ceritaku ini.” tertulis jelas dengan tulisan tangan yang rapi pada sampul buku tulis lusuh yang hari ini genap berusia 5 tahun berada padaku. Buku cerita komedi karangan sahabat sejiwa yang diberikannya padaku sebelum kami berpisah menuju ke kota perantauan masing-masing. Di tempat yang sama inilah ia memberikan benda berharga bagi kami berdua. Taman bermain dengan ayunan berwarna merah menjadi saksi abadi bagaimana kita berdua memang ditakdirkan untuk berakhir sebagai sahabat.           Sampai sekarang, aku belum bisa menyelesaikan proses membaca buku cerita komedi yang Riri berikan padaku. Aku tak ingin menghabiskan ceritanya sekaligus. Membaca sedikit-sedikit lebih membuatku mengerti dimana letak kelucuan dari cerita karangannya yang sampai sekarang belum bisa buatku tertawa. Hanya satu hal yang bisa buatku tertawa saa...

Hari Ke-29 : Cinta, Novel, dan Kamu (Cerpen Zaturania)

Cinta, Novel, dan Kamu “Haruskah aku membaca novel percintaan ala remaja labil supaya aku tahu apa itu cinta? Supaya aku tahu bagaimana rasanya jatuh cinta?” tanya gadis berjilbab merah yang duduk di depanku tanpa diduga. Masih dengan membolak-balik halaman demi halaman novel kisah cinta ala remaja tahun 90an yang baru saja dibelinya di toko buku di Jalan Basuki Rahmat Kota Malang, Shania tak mempedulikan minuman hangat rasa coklatnya yang kini mulai dingin. Matanya terlihat hanya fokus pada deretan kalimat dalam karya sastra itu. “Aku tidak tahu harus menjawab apa. Seharusnya kamu bertanya pada orang yang lebih tahu tentang cinta atau apalah itu.”melahap sebuah beef burger dan menatap ke arah patung badut yang duduk di atas kursi panjang sekiranya dapat membuatku kabur dari pertanyaannya. Pada kenyataannya aku benci sekali melihat maskot tempat makan cepat saji yang kali ini menjadi lokasi makan siang kami. “Kenapa? Bukankah Surya punya pacar? Pacarmu yang cantik bikin kamu ...

Hari Ke-28 : Kejutan Kartu Pos!

Negara, 28 Januari 2013           What a hot day! Hari ini hawa di kota Negara sangat panas! Aku yang telah terbiasa dengan hawa kota Malang yang sejuk sampai harus mengenakan kaos oblong tipis sehari-hari. Well, bukan ini sih yang akan aku bahas kali ini. Di post hari ke-28 #30haribercerita ini, aku mau memberi sebuah penghargaan buat dua orang teman baruku yang belum pernah ku temui. Penghargaan ini buat kejutan yang telah mereka berikan padaku dengan tulus. Kejutan istimewa yang sempat buatku tak menyangka akan sampai secepat ini.Ini dia kejutan-kejutannya... Kartu Pos Perdana Yang Aku Terima Gambar Plurk Creatures yang imut!                       Kartu pos dalam foto di atas adalah 2 kartu pos pertama yang aku terima. Yang berwarna oranye dengan gambar plurk creatures itu adalah kartu pos perdana yang aku terima pada hari Selasa, 22 Januari 2013. Dan sosok yang...

Hari Ke-27 : 3 Hari Spesial!

Negara, 27 Januari 2013 3 hari ini aku bahagia tiada tara. KRS-ku yang penuh perjuangan dan air mata selesai dengan sukses di hari Jumat. Aku bisa pulang ke kampung halaman Negara-Bali di hari yang sama. Aku bisa bertemu kedua orang tuaku dan adikku yang ganteng. Terlebih, aku bertemu dengan sahabat baikku yang tak kutemui selama 4 bulan lamanya. Hampir saja di liburan semester ini aku dan sahabatku tak dapat bertemu akibat kesibukan kami masing-masing. Aku sibuk KRS-an di Malang dan dia harus segera kembali ke Jogjakarta demi mengikuti pembinaan KKN. Tidak cuma perihal ini, kami sudah sangat sering mengalami selipan liburan. Yang sering terjadi adalah jika salah satu bisa pulang maka yang lain pasti tidak bisa pulang. Jika yang lain pulang, maka yang satunya harus segera kembali ke kota perantauan. Selalu saja ada yang begitu di tiap liburan semester. Kali ini pun hal ini kembali terjadi. Kutipan SMS dalam tulisan Untuk Bertemu Saja B      ...

Hari Ke-26 : Berani dan Lawan!

Negara, 26 Januari 2013 “Hei kamu di sana!” teriak seseorang dengan suara yang familiar di telingaku. Aku menoleh ke belakang. Tak ada siapapun di sana. Ku perhatikan sekitarku sekilas. Tidak ada siapapun pula. Hanya ada meja yang dipenuhi kertas acak, kasur yang sepreinya tak beraturan, bantal dan guling yang berada di atas lantai, dan aku yang duduk diam di kursi merah dengan mata bengkak berair. “Sampai kapan kamu seperti ini?” terdengar suara itu lagi. Suara itu yang jelas suara seorang perempuan. Perempuan muda yang mungkin seusiaku. Ku perhatikan sekitarku dengan pandangan kabur mencari sumber suara. Tak kutemukan dari mana asal suara itu. Ku usap kedua mataku yang berair. Ku jepit poni rambutku supaya tak menghalangi pandangan. Masih tak ku temukan siapa pemilik suara itu. Aku rebahkan tubuhku di kasur. Mencoba untuk memejamkan mata. Berpura-pura seakan tak terjadi apa-apa. “Kamu hanya diam! Tak bisa apa-apa! Mata merahmu menjadi bukti ketidakmampuanmu!” “Dia...

Hari Ke-25 : Dunia Buku Penghubung (Cerpen Zaturania)

Malang, 25 Januari 2013  Dunia Buku Penghubung Aku selalu bisa melihatnya berada di tempat yang sama. Ia duduk di kursi berwarna merah dengan 2 atau 3 tumpuk buku di atas meja panjang berwarna coklat. Aku bisa melihat berbagai ekspresi wajahnya. Terkadang aku melihatnya membolak-balik lembar demi lembar sambil sesekali mencatat dengan wajah yang sangat serius. Tak jarang aku melihatnya wajahnya yang lucu karena menahan geli saat membaca komik Shinchan. Aku melihatnya gadis berambut pendek sebahu, berkulit sawo matang, dan mengenakan jaket baseball berwarna biru itu hampir setiap hari di duniaku dunia buku yang selalu ramai ini.           Perpustakaan kota ini menjadi saksi habisnya waktuku untuk membaca. Tak hanya buku mengenai psikologi yang secara langsung berhubungan dengan jurusanku, majalah dan komik pun telah aku salin ke dalam memori otakku. Aku tak pernah bosan berada di sana. Entah apakah petugas perpustakaan yang bos...