Skip to main content

Putri Semangka Merah : Tanpa Belas Kasih


Malang, 23 Desember 2012

          Di sebuah planet nan jauh di angkasa raya, hiduplah seorang putri kerajaan yang cantik dan periang yang dikenal sebagai Putri Semangka Merah. Meskipun ia memiliki nama layaknya nama buah tetapi Putri bukanlah sebuah Semangka. Ia seorang gadis manusia biasa layaknya manusia bumi. Sang Putri diberi julukan Putri Semangka karena ia memiliki rambut panjang berwarna merah bagaikan warna semangka. Selain itu terdapat beberapa bintik-bintik hitam di pipi kiri dan kanannya yang terlihat bagaikan biji buah semangka. Ditambah gaun kesukaan Putri yaitu gaun panjang berwarna hijau dengan garis-garis coklat membuatnya makin terlihat seperti buah semangka berwujud manusia.
          Putri Semangka merah memiliki keahlian dalam berpedang. Setiap kali ia berlatih bersama dengan para pengawal kerajaan di Istana Tanaman Rambat ia selalu muncul sebagai pemenang. Sang Raja Semangka Super yang melihat latihan Sang Putri dari beranda ruang pertemuan yang menghadap langsung ke lapangan tempat putri berlatih, meyakinkan penasehatnya yaitu Tuan Apel Hijau bahwa putrinya akan menjadi penerus pewaris kerajaan yang hebat. Ia pun berencana untuk memberikan Putri jabatan sebagai pemimpin pasukan berpedang Kerajaan dalam waktu dekat. Namun, Tuan Apel Hijau yang saat itu mendampingi Raja tidak sependapat dengan Sang Raja. Ia memberikan usul agar Sang Putri diberikan masa percobaan selama 3 hari. Bila ia lulus, maka ia merupakan orang yang tepat untuk menjabat sebagai pemimpin pasukan berpedang. Sang Raja memikirkan pendapat penasehat yang telah menemaninya selama puluhan tahun itu sejenak. Ia lalu meminta Tuan Apel Hijau untuk mengurus segala keperluan terkait dengan tantangan yang akan diberikannya kepada Sang Putri dalam waktu dekat.
***
          “Daftar apa ini kek? Kenapa banyak angka seperti ini?” keluh Putri Semangka Merah pada Tuan Apel Hijau sambil menunjukkan selembar kertas.
 Putri telah menganggap Tuan Apel Hijau seperti seorang kakek baginya. Ketika Putri masih kecil ia sering bermain di halaman belakang istana bersama Tuan Apel Hijau. 15 tahun telah berlalu sejak saat itu. Kini sudah bukan waktunya untuk bermain-main lagi bagi Putri Semangka Merah.
          “Hari ini Putri akan ditugaskan untuk menarik pajak pedagang buah-buahan di pasar Salad. Itu adalah daftar orang-orang beserta besarnya pajak yang harus mereka bayar. Namun...”
          “Oh kalau itu sih gampang kek. Aku hanya perlu membuat mereka membayar bukan? Serahkan padaku!” potong Putri dengan penuh semangat. Ia pun langsung meraih pedang baja kesayangannya dan melompat dari kereta pengantar yang baru saja berhenti.
          “Tunggu Putri ada hal yang harus Putri pahami sebelum menarik pajak! Uhuk uhuk..” teriak Tuan Apel Hijau dengan suaranya yang serak. Tubuhnya yang ringkih akibat usianya yang sudah 85 tahun membuatnya tak bisa berbuat banyak. Ia tak mampu mengejar Sang Putri yang lari entah kemana.
Kondisi pasar buah di Kerajaan Salad sangatlah ramai di hari yang masih pagi itu. Hal tersebut membuat pencarian Sang Putri menjadi lebih sulit. Tuan Apel Hijau pada akhirnya memerintahkan pasukan pengawal Ubi Ungu untuk mengejar Sang Putri ke seluruh penjuru pasar. Jika Putri sampai menarik pajak tanpa mengetahui tata cara yang benar, maka itu akan menjadi masalah besar bagi para pedagang dan bagian keuangan kerajaan. Tuan Apel Hijau tak menginginkan hal itu terjadi.
***
“Aku harus mulai dari mana ya? Ada banyak toko di sini.” ucap Putri Semangka pada dirinya sendiri sambil memperhatikan keramaian pasar Salad buah.
          Penampilan Putri yang cantik dengan gaun berwarna hijau dan pita besar berwarna merah melingkar di pinggangnya rupanya telah menarik perhatian orang-orang yang ada di pasar. Tanpa disuruh mereka bergeser ke pinggir demi memberi jalan kepada Sang Putri. Dengan jalan yang terbuka di hadapannya, Putri berjalan dengan santainya melewati orang-orang yang terlihat mengagumi dirinya.
Sementara itu, pada saat yang bersamaan terdapat seorang gadis kecil bertopi koboi dan mengenakan gaun sepanjang lutut berwarna merah dengan motif stroberi yang terlihat lusuh sedang bersama seekor kuda poni berwarna hitam di sebuah sumur terletak tak jauh dari pasar. Rupanya gadis itu sedang menimba air untuk diminum oleh si kuda. Namun, ketika si gadis kecil tengah bersusah payah menimba air, si kuda berjalan menuju ke keramaian pasar. Kuda tersebut awalnya tertarik pada merahnya buah tomat yang dipajang di salah satu toko. Saat si kuda berusaha mengambil sebuah,  perhatian kuda poni hitam teralihkan pada warna merah merona untaian pita di gaun Sang Putri yang melambai-lambai. Seketika itu pula, si kuda poni hitam na besar bersuara dengan kerasnya hingga mengagetkan orang-orang yang memperhatikan Sang Putri. Si kuda dengan cepat berlari ke arah Sang Putri yang saat itu sedang beradu mulut dengan pedagang tembikar yang keberatan dengan besarnya pajak yang harus ia bayar. Orang-orang berlari ketakutan saat kuda itu dengan cepatnya berlari dan menjatuhkan beberapa buah-buahan yang dipajang oleh pedagang. Putri yang mendengar suara teriakan dan benda-benda jatuh seketika mengalihkan pandangannya. Begitu melihat ada seekor kuda besar berwarna hitam berlari ke arahnya, Putri berteriak dengan kencangnya dan melompat ke balik tembikar berwarna coklat besar yang seukuran tubuhnya. Kuda hitam besar yang menyadari keberadaan Sang Putri menendang tembikar besar itu dengan kedua kaki belakangnya. Tembikar seketika hancur berserakan. Putri yang ketakutan meringkuk di lantai dan menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.
“Singkirkan kuda ini dariku! Pengawal! Pengawal!” teriak Putri yang ketakutan.
Kuda tersebut tidak menyakiti Sang Putri. Ia malah menggigit dan menarik-narik pita merah besar di gaun Putri. Putri tak bisa berbuat banyak untuk melepaskan gaunnya dari si kuda. Pedang baja yang biasanya dibawanya entah tertinggal dimana.
“Sweet! Apa yang kamu lakukan? Kamu tak apa-apa?” teriak seorang gadis kecil bertopi koboi yang berlari ke arah kuda hitam itu. “Lihat! Semua jadi berantakan gara-gara kamu!” ucap gadis tersebut pada si kuda hitam.
Gadis itu pun mengambil tali kelana kuda dan menariknya menjauhi toko tembikar. Kuda hitam yang rupanya bernama Sweet itu tidak memberontak dan akhirnya ia melepaskan pita merah besar Sang Putri. Gadis kecil itu lalu mendekati Sang Putri dan berusaha membantunya untuk berdiri. Namun, Sang Putri justru menolak pertolongan dari si gadis kecil dengan mendorongnya. Gadis kecil terlihat sedih ketika Putri menolak bantuan darinya.
“Maafkan hamba dan kuda ini tuan Putri. Ini semua kesalahan hamba. Hamba lupa mengikat kuda ini ketika hamba sedang mengambil air di sumur.” ucap gadis kecil itu kepada Putri sambil membungkukkan tubuhnya pada Sang Putri yang akhirnya bisa berdiri sendiri.
“Siapa namamu?” tanya Putri dengan ketus.
“Berri.” Jawab si gadis kecil dengan suara yang ketakutan.
“Baiklah Berri mengingat kamu mengenal baik kuda hitam ini, maka kejadian hari ini secara tidak langsung merupakan kesalahanmu. Kamu harus dihukum berat karena kuda hitam ini telah menyerangku! Aku sudah memikirkan hukuman yang cocok denganmu. Dengarkan dengan baik!”
Mendengar ucapan Sang Putri, gadis kecil itu makin ketakutan. Orang-orang yang berada di sekitar Putri dan gadis kecil itu pun mulai meributkan hukuman apa yang akan diberikan Sang Putri pada gadis malang itu.
“Hukuman untukmu adalah selama enam bulan penuh kamu harus menjadi petugas pengantar bahan makanan dari negeri Salad Sayur dan negeri Padi ke negeri Salad Buah. Dan tanpa dibayar sepeser pun!” ucap Sang Putri Semangka Merah dengan lantangnya di tengah kerumunan orang banyak.
Suasana makin ribut ketika Putri selesai mengatakan hukuman untuk gadis kecil. Berri si gadis kecil pun menangis sambil memeluk Sweet si kuda hitam. Wajar saja Berri bersedih mendengar hukuman tersebut. Menjadi petugas pengantar bahan makanan dari negeri Salad Sayur dan negeri Padi merupakan pekerjaan yang sangat berbahaya. Jalan yang menghubungkan kedua negeri dengan negeri Salad Buah penuh dengan banyak rintangan berbahaya seperti jurang yang dalam dan lembah salju yang sangat dingin. Ditambah dengan serangan dari perampok Nanas yang terkenal rakus dalam mengambil bahan makanan yang diantar. Karena tingkat berbahayanya yang sangat tinggi itulah negeri Salad Buah sangat jarang membeli bahan makanan dari negeri tetangga. Namun, panen buah dan biji-bijian di negeri Salad Buah sedang mengalami penurunan hasil akibat musim dingin yang lebih lama dari biasanya. Karena itulah negeri Salad Buah membutuhkan bahan makanan dari negeri Salad Sayur dan Padi dua kali lipat dari biasanya. Dan kerajaan membutuhkan banyak orang-orang pemberani untuk menjalankan tugas penting dan berbahaya itu.
“Hamba mohon Tuan Putri, hamba akan melakukan apapun untuk bertanggung jawab atas kejadian ini. Tetapi, jika hamba harus menjadi petugas pengantar bahan makanan, hamba..hamba tak sanggup Putri.” ucap Berri masih dengan suaranya yang terisak-isak
“Oh ya? Kalau begitu apakah aku harus menghukummu untuk menjadi pelayan istana seumur hidup? Bagaimana?” ucap Putri dengan nada sombong dan tanpa belas kasihan sedikit pun.
“Cukup Putri maafkanlah gadis kecil ini. Kami para pedagang di pasar buah ini tidak mempermasalahkan kerugiaan akibat rusaknya bahan makanan kami. Maafkanlah ia Putri.” ucap seorang pria gendut yang mengenakan celemek dan topi panjang berwarna putih dengan membungkukkan tubuhnya ke hadapan Sang Putri. Beberapa pedagang yang lain pun melakukan hal yang sama.
Putri Semangka Merah terlihat tidak senang dengan apa yang dilakukan pedagang-pedagang itu demi membela Berri. “Jadi kalian lebih memilih untuk membela gadis kecil ini? Baiklah kalau begitu! Berarti kalian memilih untuk mendapat hukuman yang sama dengan gadis ini!” tantang Sang Putri lantang.
Suara orang-orang yang meributkan keputusan Putri terdengar menggema. Berri si gadis kecil masih menangis dihadapan Sang Putri yang terlihat percaya diri dengan keputusannya. Putri lalu menyuruh beberapa pengawal yang menyertainya untuk membawa Sweet si kuda hitam ke istana untuk dieksekusi. Tangisan Berri semakin tak terkendali saat Sweet digiring secara paksa oleh pengawal-pengawal kerajaan. Putri Semangka Merah tak menaruh rasa peduli dengan pemandangan menyedihkan itu. Ia justru memerintahkan pengawal untuk menyeret Berri menuju ke istana agar ia bisa menerima hukuman yang telah dijatuhkan. Berri memberontak meminta agar Sweet dilepaskan. Ia memohon kepada Sang Putri agar ia saja yang menerima hukuman tanpa melibatkan kuda hitam kesayangannya tersebut.
“Kamu pikir, aku akan melepaskan kuda itu setelah ia hampir mencelakaiku? Tidak akan! Kuda itu pasti akan dieksekusi sebagai balasan atas apa yang ia lakukan padaku! Tenang saja kamu juga akan menerima hukuman! Pengawal seret gadis ini! Cepat!” ucap Putri lantang.
“Baik Putri!”
“Tidak! Putri, saya mohon! Lepaskan Sweet!” Berri memohon dengan sangat pada Putri yang mengacuhkannya. Putri masih tak peduli dengan kondisi Berri. Ia justru sibuk mengusir pedagang pasar yang berkerumun. Putri sama sekali tak menoleh pada Berri yang diseret paksa oleh pengawal kerajaan. Bahkan luka di kaki Berri akibat perlakuan pengawal kerajaan tak menggugah perasaan belas kasihnya.
“Hentikan ini semua sekarang juga!” teriak suara seorang tua memecah keributan pasar. Sosok pria tua itu muncul dari tengah keramaian pasar dengan beberapa pengawal kerajaan di sekelilingnya. Pria itu ternyata adalah sosok yang dikenal Putri Semangka Merah, Tuan Apel Hijau. Putri terlihat terkejut dengan kedatangan Tuan Apel Hijau. Namun, segera ia mendekati kakeknya itu.
“Hai Kakek! Lihat gadis kecil beserta kuda itu! Mereka hampir saja mencelakaiku. Tetapi tenang saja kek, mereka akan segara dihukum sesampainya di istana.”
“Lepaskan gadis itu beserta kudanya! Cepat! Ini perintah!” perintah Tuan Apel Hijau.
Pengawal kerajaan yang membawa Berri dan Sweet melepaskan mereka berdua seketika. Putri melihat kejadian itu dengan pandangan terkejut.
“Apa yang kakek lakukan?! Seharusnya mereka dihukum sangat berat!”
“Saya hanya melakukan perintah Raja, Tuan Putri. Maafkan saya.”
“Perintah? Ini hanya ulah kakek saja kan untuk menyulitkan aku lulus tes?”
“Maaf Putri, saya hanya menyampaikan perintah. Ini adalah dua perintah Raja yang telah diberikan pada saya. Silahkan Putri baca sendiri.” Tuan Apel Hijau menyerahkan sebuah gulungan pada Putri Semangka Merah. Sang Putri menerimanya dengan ekspresi wajah yang meragukan Tuan Apel Hijau. Ia lalu membuka gulungan tersebut lalu membacanya. Gulungan kertas itu lalu terjatuh dari genggaman tangan Sang Putri. Ekspresi wajah Sang Putri terlihat panik dan bingung.
“Apa maksud dari perintah itu! Aku tidak terima kek! Apa salahku? Kenapa Raja melakukan ini padaku? Aku ini seorang Putri di kerajaan ini kek!” teriak Putri panik dihadapan Tuan Apel Hijau.
“Ini sudah perintah Putri. Mulai besok anda akan bekerja sebagai petugas pengantar bahan makanan!” ucap Tuan Apek Hijau masih dengan nada suara tenang tanpa beban.
Masih dengan pandangan bertanya-tanya dan pikiran yang kacau, Putri tak habis pikir alasan apa yang membuat Sang Raja yang juga ayah kandungnya tega memberi perintah seperti ini. Apa alasan Sang Raja memutuskan hal ini?

---To Be Continued---

Diselesaikan Negara, 31 Januari 2013 20.33 WITA

Comments

What's Popular Here?

Contoh Surat Lamaran Menjadi Asisten Dosen Berbahasa Inggris

For you who still get confuse in writing application letter for being lecturer assistant, this post will help you to write it. This is kind of application letter in English. Actually, there are some versions of the letter patterns. This one is the example that I got from my senior. You can use it. You may also revise it as you need. Good Luck with your application! Izzatur Rahmaniyah Jl. Gunung Antah Beranta No.99 Fiore Island +6281 XXX XXX XXX XX_XXl@yahoo.co.id October 30 th , 2012 Mrs. Erza Scarlet Lecturer of English Program Department of Language and Literature Faculty of Culture Studies Dear Madam, I am very much interested in the open recruitment on Faculty of Culture Studies that you are looking for some Assistants Lecture with requirements; GPA > 3.00, minimum in fifth semester, curriculum vitae, and letter of recommendation. I am a student of 5th semester with GPA X,XX. I am very self motivated, have willing to learn new things and work ha...

Ceritaku di Bandara Juanda #KKN

Malang, 24 Agustus 2013 Mungkin apa yang aku ceritakan di sini menjadi pengalamanku yang pertama dan terakhir. Sebulan lamanya aku berada di tempat itu. Selama itu pula banyak hal-hal baru yang ku hadapi. Ya, pengalaman KKN atau bisa dibilang pengalaman magangku di Bandar Udara Internasional Juanda menjadi satu kenangan tak terlupakan yang ku alami tahun ini. Siapa yang menyangka mendapat kesempatan magang di Bandara Juanda akan membuka mataku seperti apa dunia lain itu. Hari Senin tanggal 01 Juli 2013, secara resmi aku telah masuk ke dunia kerja bersama dengan teman-temanku yang lain. Gedung Angkasa Pura I Bandara Juanda menjadi saksi bisu perjuangan kami menyelesaikan mata kuliah KKN. Awalnya nervous saat berada di gedung itu untuk pertama kalinya. Takut jika aku akan melakukan kesalahan di hari pertama. Tetapi saat berada di sana, takjub juga rasanya. Hari itu untuk pertama kalinya aku melihat deretan-deretan pesawat besar yang parkir di gedung AOB. Yea,,,that was my first ...

Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia (Esai Karangan Izza)

Assalamualaikum pembaca sekalian. Lama ya gak corat-coret di sini,,,hehe. Kali ini aku mau sharing beberapa tulisanku. Salah satunya esai ini. Tujuan posting ini sih karena ibadah. Maksudnya bagi-bagi ilmu buat dimanfaatkan khalayak umum. Esai ini sempat menempati ranking 23 di salah satu kompetisi esai tingkat nasional yang diselenggarakan di Surabaya. Ini masih amatir banget buatnya. Tapi ketimbang membusuk di hardisk laptop mendingan dijadikan referensi aja ya kan? Kalian boleh copy paste esai ini.. ASAL! mencantumkan nama penulis dan sumbernya. Say NO to Plagiarism! Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia Polemik pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang sederhana. Ada begitu banyak permasalahan pendidikan di negeri ini yang membutuhkan penyelesaian. Permasalahan tersebut tidak hanya berupa permasalahan anggaran pendidikan namun juga merambah ke peraturan perundang-undangan mengenai pendidikan dan sistem pendidikan. Penyebab dari permasalahan yang muncul pun bermacam...