Musim dingin di Bloomington berakhir pada pertengahan Maret lalu yang ditandai dengan bermunculannya tunas-tunas tanaman dan kuncup bunga sepanjang mata memandang. Saat tulisan ini dirilis, berbagai bunga sedang bermekaran di seluruh sudut kota. Musim semi sudah tiba, musim terakhirku berada di Amerika Serikat.
![]() |
Redbuds and Tulips in front of Kelley School of Business |
Delapan bulan sudah berlalu sejak aku menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di negeri Paman Sam. Hanya tersisa satu bulan lagi sebelum aku kembali ke Indonesia. Bagaimana rasanya? Ternyata aku merasa biasa saja. Sejak awal mendaftar program Fulbright FLTA aku sudah tahu bahwa aku hanya akan berada di AS selama sembilan bulan. Aku sudah mempersiapkan fisik dan batin untuk awal dan akhir perjalananku di sini. Apa yang bermula pasti akan berakhir. Hanya tinggal menunggu waktu hingga burung besi akan membawaku kembali pulang.
Masih ada waktu sebulan lagi kan? Jadi petualangan dan perjalananku belum usai secara resmi. Sebenarnya ada banyak hal yang bisa aku ceritakan di sini hanya saja aku tidak memiliki motivasi yang cukup untuk menuliskannya. Selain itu, situasi dan kondisi di negara Amerika Serikat juga sedang tidak stabil jadi kadang aku merasa tidak memiliki energi dan keberanian untuk bercerita banyak. Aku baik-baik saja jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk saat ini. Funding freeze yang sempat terjadi pada seluruh penerima beasiswa Fulbright sudah berakhir dan kami semua menerima hak kami kembali. Namun, bukan berarti segalanya baik-baik saja. Ada banyak sekali kebijakan-kebijakan terbaru yang dirilis oleh pihak administrasi presiden AS yang menjadi tantangan berat bagi mahasiswa internasional. Jika kalian ingin mengetahui informasi detail mengenai hal ini bisa kalian cek di lini masa dan media sosial. Kata kunci yang bisa kalian gunakan untuk mengetahui informasi tersebut yakni revoked visa, visa cancellation, ICE, Mahmoud Khalil, deported. Aku tidak bisa berkata lebih karena aku sendiri beresiko untuk menghadapi “tantangan berat” tersebut. Jadi, silakan riset sendiri ya!
Aku masih dengan ketertarikanku terhadap bunga, tanaman, dan binatang. Sesuai dengan namanya, kota Bloomington benar-benar blooming di musim semi. Ada banyak sekali bunga-bunga yang bermekaran dengan cantiknya saat ini seperti Pansy, Daffodil, Hyacinth, Crocus, Magnolia, Maple, Sakura atau Cherry Blossoms, Crabapple, Dandelion, Viburnum, Redbuds, Dogwood, dan Tulip. Seluruh sudut kampus Indiana University Bloomington terlihat cantik dengan warna-warni bunga-bunga tersebut. Perpaduan warna pink, ungu, kuning, putih, hijau, dan merah terutama saat langit biru dan matahari bersinar cerah membuat suasana kampus dan kota terasa penuh semangat.
![]() |
Sample Gates in Spring 2025 |
![]() |
Crabapple |
Sebagian besar bunga-bunga di atas ternyata tidak beraroma lho. Jika ada parfum Sakura atau Cherry Blossoms kupikir parfum tersebut tidak akurat karena bunga Sakura itu tidak ada wanginya. Bunga Tulip sedikit beraroma unik tetapi tidak harum. Bunga Magnolia agak sedikit wangi tetapi masih lebih harum bunga Cempaka seperti yang pernah aku ceritakan di tulisanku sebelumnya. Hyacinth tercium amat harum yang mana wanginya seperti bunga sedap malam. Bagiku bunga yang paling wangi adalah bunga Viburnum. Setiap kali melewati semak-semak Viburnum, wanginya pasti akan tercium. Apalagi saat angin berhembus wah semerbak sekali. Kalau saja aku tidak alergi wewangian bunga mungkin sudah kupetik beberapa untuk kubawa pulang. Sayangnya hal itu mustahil aku lakukan karena wangi bunga yang terlalu kuat bisa buatku pusing dan mual hingga muntah-muntah. Oleh karena itu aku lebih suka menikmati bunga di alam liar dan tidak pernah membeli bunga potong di Kroger. Lagipula aku bisa dengan mudah memotret kecantikan bunga-bunga dengan gawaiku tanpa harus memetik. Kasihan juga para serangga dan lebah-lebah jika banyak tangan memetik sumber pangan mereka. Jadi, mari nikmati kecantikan musim semi dengan mata dan kamera saja ya.
![]() |
Viburnum |
Suasana kampus saat ini terasa berbeda sekali dengan suasana saat musim dingin lalu yang super dingin dengan tumpukan salju dan esnya. Sekarang aku benar-benar paham mengapa ada istilah Winter Blues di negara dengan empat musim. Hidup dengan suhu -20 C itu tidak masuk akal. Bagiku salju terlihat cantik satu dua hari saja. Jika matahari tidak muncul ditambah pemandangan salju yang menumpuk hingga berminggu-minggu lamanya rasanya stres juga. Bersyukur sekali terlahir dan hidup di negara tropis. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
Selain kecantikan bunga-bunga, musim semi menghiburku dengan banyaknya binatang yang mulai berkeliaran kembali. Telingku selalu dibuai oleh kicauan merdu burung Robin, Blue Jay, dan burung favoritku Cardinal. Aku selalu menyebut Cardinal sebagai Angry Bird karena warna merahnya yang menyala. Setiap kali melihat burung Cardinal aku selalu berusaha untuk mendekatinya walaupun selalu gagal. Aku sering merekam dan memotret mereka sebisaku. Warna merahnya itu lho nyentrik sekali ditambah bulu di kepala mereka yang jabrik. Cantik banget! Burung Cardinal tidak hidup di Indonesia makanya aku sangat bersemangat saat menemukan Angry Bird ini di kampus. Selain burung, para tupai juga berkeliaran dengan bebasnya di area kampus. Mereka selalu sibuk mencari kacang yang mereka kubur saat musim panas dan musim gugur lalu. Kadang ada saja yang mendekatiku seakan-akan mengharapkan makanan dariku. Jika aku membawa biji ek dan chestnut aku lemparkan pada mereka. Aku masih belum berani kontak fisik dengan tupai karena aku takut digigit. Maklum aku tidak pernah memegang tupai sebelumnya.
![]() |
a cute little bunny |
Suatu hari saat berjalan-jalan dekat aliran sungai kecil di kampus, aku menemukan kelinci kecil. Aku tidak sengaja hampir menginjaknya karena ku pikir dia batu. Dia lucu banget lho. Itu pertama kalinya aku melihat kelinci liar. Aku sempat mencoba untuk memegang kelinci itu tetapi gagal. Dengan cepatnya dia kabur saat aku dekati. Sayang sekali. Aku juga melihat ikan-ikan kecil berenang di sungai kecil yang membelah Indiana University Bloomington. Aku tidak tahu apa jenis ikan-ikan tersebut. Warnanya serupa dengan warna sungai jadi kalau tidak jeli mereka tidak akan kelihatan. Pernah aku menemukan beberapa ekor rusa berkeliaran di sekitar lingkungan tempat tinggalku. Seperti biasa mereka susah sekali didekati. Aku pernah mencoba memberi mereka potongan apel. Ternyata mereka tidak peduli. Sepertinya mereka tidak makan makanan sembarangan. Bagus! Tidak seharusnya binatang liar makan makanan yang diberikan orang asing. Tak hanya mamalia, para serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan kepik terbang kesana kemari di antara bunga-bunga yang menghiasi IU Bloomington. Mereka sibuk sekali ya. Namun, bagiku semua pemandangan ini menenangkan sekali. Kehidupan mulai berjalan kembali setelah sempat rehat beberapa bulan saat salju menyelimuti dan hawa dingin membekukan semuanya. Alhamdulillah.
Hanya tersisa beberapa minggu lagi bagiku untuk menikmati musim semi. Aku pasti akan merindukan kecantikan kota Bloomington saat kembali ke Pulau Bali nanti. Tetapi sebenarnya aku juga kangen sekali dengan pantai dan panasnya Pulau Bali. Betapa rindunya aku mendengar deburan ombak Samudera Hindia dan merasakan sejuknya air laut di telapak kakiku. Entah sudah berapa kali aku membayangkan laut di ujung jalan saat bepergian di Midwest dan mengira suara angin adalah suara ombak. Sudah waktunya untuk kembali ternyata.
Baiklah, masih ada waktu sebulan. Aku sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan traveling tetapi aku mungkin akan bepergian ke kota yang ingin aku kunjungi. Ada tempat yang ingin aku datangi. Apa tempat itu? Ya kita lihat saja nanti. InsyaAllah.
Comments
Post a Comment