Warna paling dominan yang aku lihat akhir-akhir ini adalah abu-abu. Langit dengan awan tebal, ranting pepohonan yang kehilangan seluruh daunnya, jalan setapak dengan butiran es, dan syal yang aku kenakan berwarna kelabu. Kedua tanganku bahkan terlihat pucat walaupun sudah aku hangatkan dengan menyembunyikannya ke dalam saku jaket musim dingin berwarna hitam yang aku kenakan. Warna ini menjadi pemandangan sehari-hari sejak akhir November 2024 tiba. Saat ini bulan Desember 2024 sedang berjalan. Itu berarti musim dingin telah tiba.
Sample Gates, IU Bloomington, in the middle of snowing |
IU Bloomington's iconic red clock |
Musim dingin di Bloomington, Indiana, ditandai dengan turunnya salju pada tanggal 21 November 2024. Banyak yang berkata padaku bahwa di Indiana salju biasanya turun pada bulan Januari. Datangnya salju di penghujung November adalah hal yang tidak biasa. Aku cukup menantikan datangnya salju di penghujung musim gugur ini. Pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat dan merasakan lembut serta dinginnya salju di tanganku. Terima kasih Ya Tuhan. Impian masa kecilku terwujud sudah.
Saat salju turun dengan perlahan dan menyelimuti apa yang ada di luar sana, aku merasa seakan waktu berjalan pelan. Dunia terdengar lebih sunyi dari biasanya. Apa yang sebelumnya berwarna-warni secara ajaib bertransformasi menjadi selimut putih sepanjang mata memandang. Segalanya terasa amat berbeda. Ku pandangi salju dari jendela kamarku. Tangan kanan ku julurkan keluar demi menggenggam butiran putih yang diterbangkan angin. Wah dingin sekali. Tak sampai beberapa detik mereka melelah di tanganku. Tak lama jemariku kebas pertanda tanganku kedinginan. Musim dingin benar-benar sudah datang.
Kesempatan merasakan salju ini tidak aku sia-siakan. Dengan mengenakan jaket musim dingin, sarung tangan tebal, syal hangat, dan kupluk wol, aku keluar rumah dan menjelajahi kampus IU Bloomington dan pusat kota. Aku menghabiskan waktuku menikmati pemandangan salju turun dari tempat favoritku di kota yaitu Monroe County Public Library Downtown. Sambil membaca buku dan menulis, aku menatap pusat kota Bloomington yang sedikit demi sedikit diselimuti salju. Tak henti-hentinya tanganku mengabadikan momen dengan kamera hp. Beberapa orang berlalu lalang saat salju turun dengan derasnya. Anak-anak kecil berlarian. Ada pasangan yang berfoto bersama dengan senyum merekah di depan gereja katedral. Semakin deras salju jatuh, semakin sepi jalanan di luar sana. Waktu terasa berhenti seketika. Hanya butiran seputih kapas melayang-layang lalu perlahan jatuh yang terlihat. Pemandangan dan pengalaman magis ini tidak akan pernah aku lupakan.
Pemandangan kota Bloomington dari perpustakaan kota |
Sejak saat itu, beberapa kali salju menghampiri kota Bloomington. Awal Desember 2024, kota Bloomington disambut kembali oleh turunnya salju yang menandakan bahwa musim gugur telah berakhir dan musim dingin sudah tiba. Adaptasi dari musim gugur ke musim dingin cukup sulit bagiku. Aku pikir aku akan terbiasa dengan suhu dingin karena hawa sejuk mulai terasa sejak musim gugur bermula. Namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Suhu terendah bisa mencapai -9 C dan suhu tertinggi 0 C. Udara yang kering dan sangat dingin membuatku kesulitan bernapas. Tak jarang aku mimisan terutama di awal-awal musim dingin. Kedua tanganku terasa membeku. Aku bahkan harus mengenakan sarung tangan saat tidur. Aku semakin malas keluar rumah apalagi dengan waktu daylight yang semakin pendek. Matahari terbit sekitar pukul 8 pagi dan terbenam sekitar pukul 5 sore. Padahal di akhir November ada perayaan Thanksgiving tetapi aku memilih untuk diam di rumah karena tubuhku tidak sanggup menerjang dinginnya suhu di luar sana. Sekarang aku paham mengapa banyak binatang berhibernasi selama musim dingin. Aku sendiri saat ini mengalaminya.
Pemandangan salju dari kamarku |
Aku berharap aku bisa bertahan selama musim dingin berjalan. Dulu aku berpikir bahwa aku akan menikmatinya seperti di film-film tentang natal. Ternyata tidak sesederhana itu. Aku senang melihat salju dari kamar tidurku. Apakah aku menemukan kesenangan saat menyentuhnya? Tentu saja tidak. Tanganku terasa terbakar dan aku tidak bisa merasakan apapun. Di saat-saat seperti ini aku sangat merindukan sinar matahari dan pantai di Indonesia. Sekarang aku baru menyadari mengapa Pulau Bali sangat ramai di bulan Desember. Selain karena musim libur sekolah ternyata banyak wisatawan asing yang berusaha kabur dari musim dingin di negara mereka.
Comments
Post a Comment