Skip to main content

Refleksi Kunjung Kelas BIPA - FLTA Journey

Sebagian besar dari kita pasti pernah mendapatkan kunjungan dari “Bule” atau warga asing di sekolah kita. Bener enggak? 

Kunjung Kelas Perdana - BIPA Intermediate IU Bloomington

Kali pertama aku bertemu warga asing kulit putih adalah ketika ada seorang laki-laki yang kalau tidak salah berasal dari Australia datang mengunjungi madrasah ibtidaiyah tempat aku menimba ilmu. Aku sudah lupa siapa nama pria itu. Maklum, saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun, masih terekam jelas dalam benakku betapa terkesannya aku waktu itu. Pria itu tampak amat tinggi, agak gemuk, dan rapi sekali dengan kemeja dan celana panjang. Beliau bahkan melampaui semua guru laki-laki di sekolah. Warna kulit beliau amat cerah dan cenderung pucat. Bapak asing itu berdiri di depan barisan siswa di halaman sekolah lalu berbicara dalam Bahasa Inggris. Aku tidak paham beliau berkata apa. Aku hanya ingat betapa kerennya orang asing ini bisa ke luar negeri dan beruntungnya aku bisa bertemu beliau. Pertemuan itulah yang mungkin menjadi salah satu alasan yang memotivasiku untuk belajar Bahasa Inggris. 


Apakah warga asing Amerika atau dari negara lain memiliki kesan yang sama saat mereka pertama kali bertemu dengan orang Indonesia? Nah mengenai hal tersebut aku tidak tahu secara pasti. Aku pikir mereka tidak akan seheboh orang Indonesia yang suka mengajak berfoto ketika bertemu Bule. Mereka cenderung lebih banyak bertanya dan mengajak ngobrol tentang diri kita dan darimana kita berasal. Lalu bagaimana reaksi siswa BIPA Indiana University Bloomington ketika bertemu dengan WNI yang tinggal di Bloomington saat “Kunjung Kelas”? Ternyata siswa-siswaku tegang lho! Sebelum mereka berinteraksi dengan teman-teman warga Indonesia ekspresi mereka sangat serius. Bagaimana denganku? Sama. Aku merasa grogi sekali karena ini kali pertama aku mengundang WNI ke kelas yang baru aku ampu selama 3 bulan. Ketika aku bertanya pada teman-temanku mereka pun juga tegang. Jadi kesimpulannya kami semua grogi dengan kegiatan Kunjung Kelas yang aku adakan ini. 

Bad things only exist in your mind. Reality is not that bad.

Kalimat di atas adalah mantra yang selalu aku ucapkan kepada diriku sendiri ketika aku merasa takut. Saat aku dihadapkan dengan sesuatu yang belum pernah aku lakukan sebelumnya pasti isi kepalaku penuh dengan banyak narasi dengan berbagai kemungkinan terburuk. “Nanti kalau ada yang gak dateng gimana ya? Nanti mereka pada bosen dan gak tau mau ngomong apa lagi! Kalau garing gimana? Kalau gagal gimana? Ya udah deh. Bismillah aja. InsyaAllah dimudahkan.” Takut itu wajar. Tetapi terkungkung dalam ketakutan tidak patut diwajarkan. Aku yakin semua ketakutan itu hanya ada di dalam kepalaku. Bisa dibilang mereka adalah defence mechanism yang sedang mempersiapkan aku dengan skenario kemungkinan terburuk supaya aku bisa mempertimbangkan langkah apa yang bisa aku ambil ketika salah satu dari skenario itu terjadi. Namun, perlu diingat bahwa dunia nyata tidak semenyeramkan itu. Kenapa? Karena aku yakin masih ada banyak potensi dan kemungkinan baik yang bisa terjadi. Kita hanya perlu memulai, mengusahakannya, dan jangan lupa memanjatkan doa supaya segalanya dilancarkan. Apakah itu benar? Iya. Salah satu buktinya adalah kegiatan Kunjung Kelas berjalan dengan baik dan sukses.


Aku mengundang empat WNI yang saat ini tinggal di Bloomington, Indiana, yakni Mbak Lani, Mbak Ajeng, Mbak Amalia, dan Mbak Tri untuk mengunjungi kelas BIPA level Intermediate IU Bloomington pada hari Rabu, 20 November 2024. Mereka adalah para istri dari mahasiswa S2 dan S3 yang sedang menempuh studi mereka di universitas ini. Bagaimana aku bisa mengenal mereka? Kami pernah bertemu saat ada acara perayaan 17 Agustus 2024 di salah satu rumah warga Indonesia yang sudah lama tinggal di Bloomington. Kami juga menjadi anggota grup whatsapp komunitas WNI Bloomington. Grup whatsapp inilah yang menjadi jembatan bagiku untuk bisa mengundang mereka untuk datang ke kelasku. Kegiatan Kunjung Kelas ini sejatinya sederhana. Keempat siswaku hanya perlu mewawancarai WNI yang aku undang lalu mereka akan membuat laporan mengenai hasil wawancara mereka. Tema wawancara adalah tanya jawab mengenai kota. Seluruh materi, lembar wawancara, dan apa yang harus siswaku lakukan sudah aku sampaikan di beberapa pertemuan sebelumnya dan soft file aku bagikan di Canvas. Materi yang sama aku kirimkan pula ke teman-teman WNI yang aku undang jadi mereka sudah tahu apa yang akan ditanyakan dan jawaban seperti apa yang perlu mereka berikan. Selain itu, semua siswa BIPA level Intermediate sudah berlatih wawancara dengan satu sama lain di kelas. Jadi, ku pikir persiapan mereka sudah baik dan cukup. Tinggal eksekusinya saja yang ternyata membuat mereka grogi.


Apakah aku terlihat grogi? wkwk

Bagaimana kegiatan Kunjung Kelas berjalan? Dengan level ketegangan yang kami semua rasakan pada awalnya terasa canggung sekali. Aku bingung harus memulai dari mana. Aku berusaha untuk berlaku seperti biasa dan senormal mungkin walaupun jantungku berdegup kencang. Setelah perkenalan sejenak dan memasangkan setiap siswa dengan teman-teman dari Indonesia, maka wawancara pun dimulai. Yang mengejutkan adalah begitu mereka memulai wawancara, semua mengalir begitu saja. Mereka semua berkenalan lalu tanya jawab dan mencatat selayaknya wawancara. Jika siswaku mengalami kesulitan dengan ejaan, teman-teman warga Indonesia berkenan membantu dengan menuliskannya di atas kertas yang sudah aku sediakan. Gelak tawa riang terdengar sepanjang wawancara. Mereka bercengkrama mengenai berbagai hal dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Alhamdulillah ketegangan yang kami semua rasakan sebelumnya telah mencair. Benar kan? Setelah dijalani semua baik-baik saja. Skenario terburuk itu pada akhirnya hanya ada di kepalaku. 


Saat wawancara sedang berlangsung.

Kegiatan Kunjung Kelas berlangsung selama 50 menit. Mereka ternyata tidak sadar bahwa jam pelajaran telah berakhir. Itu pertanda bagus bukan? Itu berarti mereka semua menikmati obrolan dan merasa nyaman dengan satu sama lain. Selain bercakap-cakap, kami semua juga mencicipi Bakwan Jagung yang Mbak Lani buat dan bawa ke kelas. Ternyata semua siswaku menikmati gorengan asli Indonesia ini. Bagi mereka enak! Terima kasih banyak Mbak Lani! Awalnya aku berniat memasak dan membawa Bakwan Jagung. Sayang, aku malas sekali memasak waktu itu karena cuaca terlalu dingin dan aku terlalu tegang. Akhirnya aku hanya membawa sekotak berbagai macam permen baik dari Indonesia maupun negara lain. Setelah wawancara selesai kami berfoto bersama dan kelas BIPA pada hari itu pun berakhir.


Siswa BIPA IU Bloomington x WNI Bloomington

Aku kembali bertemu dengan dua dari empat siswaku pada hari Jumat, 22 November 2024, tepat sehari sebelum liburan Thanksgiving. Aku bertanya mengenai kesan dan pengalaman mereka dengan kegiatan wawancara Kunjung Kelas. Alhamdulillah kesan mereka amat positif. Mereka bercerita bahwa kegiatan wawancara yang mereka lakukan seru sekali. Mereka belajar banyak dari teman ngobrol mereka. Walaupun ada beberapa momen di mana siswaku sempat bingung dan tidak paham dengan beberapa kata atau apa yang dilontarkan, mereka merasa terbantu dengan rekan-rekan WNI yang selalu siap membantu. Mereka juga senang bisa mengobrol banyak hal mengenai Indonesia dan Amerika Serikat. Siswaku mengaku mereka berminat dan termotivasi melakukan kegiatan yang sama di semester depan. Mereka ingin sekali meningkatkan kemampuan mendengarkan dan berbicara dalam Bahasa Indonesia supaya bisa lebih lancar berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia. 


Satu hal yang membuat mereka tidak bisa berkata-kata mengenai kegiatan wawancara adalah ternyata Bahasa Indonesia sehari-hari itu berbeda dengan Bahasa Indonesia yang mereka pelajari di kelas. Ya aku akui mereka lebih banyak belajar bahasa formal di kelas. Itu pun sudah banyak aku selingi dengan bahasa gaul. Aku pikir ini adalah eksposur yang bagus bagi siswaku dalam proses belajar BIPA. Karena memang pada kenyataannya kita orang Indonesia lebih banyak menggunakan bahasa gaul daripada bahasa formal.


Bagaimana dengan kesan dari teman-teman WNI yang aku undang ke kelas? Alhamdulillah, kesan positif juga aku terima dari mereka. Mereka senang bisa mendapatkan kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses belajar mengajar BIPA di Indiana University Bloomington. Selain bisa membantu siswa BIPA untuk belajar Bahasa Indonesia, teman-teman WNI juga bisa memperlancar kemampuan Bahasa Inggris dengan mengobrol bersama mereka. Syukurlah, manfaat yang dirasakan bisa dua arah. Teman-teman WNI Bloomington pun dengan senang hati menyambut ide untuk melakukan kegiatan Kunjung Kelas ini di Spring semester tahun depan. 


Program “Kunjung Kelas” terbukti efektif dan berhasil dalam membantu siswa BIPA belajar Bahasa Indonesia terutama untuk melatih kemampuan berbicara dan berkomunikasi. Tentunya ada beberapa catatan yang harus aku perhatikan untuk meningkatkan kualitas kegiatan ini ke depannya. Salah satu catatan tersebut adalah persiapan yang matang. Entah itu mempersiapkan materi untuk dikuasai siswa sebelum eksekusi kegiatan, mencari narasumber jauh-jauh hari, atau menyertakan nuansa kekayaan budaya Indonesia seperti makanan, cemilan, atau lainnya walaupun sedikit. Tentunya evaluasi ini menjadi dorongan dan input yang baik bagiku supaya kegiatan selanjutnya lebih efektif. Tapi, aku sungguh bersyukur dan bangga pada diriku sendiri bahwa aku bisa! Aku bisa melakukan kegiatan yang selama ini hanya berupa rencana di kepalaku. Aku sanggup melakukannya walaupun ada banyak keraguan dan ketakutan dalam benakku. Alhamdulillah~


Sekali lagi terima kasih banyak kepada Mbak Lani, Mbak Ajeng, Mbak Amalia, dan Mbak Tri yang sudah berkenan dan meluangkan waktu untuk membantu aku dalam kegiatan kelas BIPA Indiana University Bloomington di Fall Semester 2024. Terima kasih kepada keempat siswa BIPA level Intermediate IU yang juga sudah bersemangat, berusaha, dan melakukan yang terbaik dalam kegiatan wawancara dan Kunjung Kelas. Mantap! InsyaAllah ke depannya akan ada banyak hal seru, menyenangkan, dan tentunya edukatif yang bisa kita lakukan bersama. Semangat!


Comments

What's Popular Here?

Contoh Surat Lamaran Menjadi Asisten Dosen Berbahasa Inggris

For you who still get confuse in writing application letter for being lecturer assistant, this post will help you to write it. This is kind of application letter in English. Actually, there are some versions of the letter patterns. This one is the example that I got from my senior. You can use it. You may also revise it as you need. Good Luck with your application! Izzatur Rahmaniyah Jl. Gunung Antah Beranta No.99 Fiore Island +6281 XXX XXX XXX XX_XXl@yahoo.co.id October 30 th , 2012 Mrs. Erza Scarlet Lecturer of English Program Department of Language and Literature Faculty of Culture Studies Dear Madam, I am very much interested in the open recruitment on Faculty of Culture Studies that you are looking for some Assistants Lecture with requirements; GPA > 3.00, minimum in fifth semester, curriculum vitae, and letter of recommendation. I am a student of 5th semester with GPA X,XX. I am very self motivated, have willing to learn new things and work ha...

Ceritaku di Bandara Juanda #KKN

Malang, 24 Agustus 2013 Mungkin apa yang aku ceritakan di sini menjadi pengalamanku yang pertama dan terakhir. Sebulan lamanya aku berada di tempat itu. Selama itu pula banyak hal-hal baru yang ku hadapi. Ya, pengalaman KKN atau bisa dibilang pengalaman magangku di Bandar Udara Internasional Juanda menjadi satu kenangan tak terlupakan yang ku alami tahun ini. Siapa yang menyangka mendapat kesempatan magang di Bandara Juanda akan membuka mataku seperti apa dunia lain itu. Hari Senin tanggal 01 Juli 2013, secara resmi aku telah masuk ke dunia kerja bersama dengan teman-temanku yang lain. Gedung Angkasa Pura I Bandara Juanda menjadi saksi bisu perjuangan kami menyelesaikan mata kuliah KKN. Awalnya nervous saat berada di gedung itu untuk pertama kalinya. Takut jika aku akan melakukan kesalahan di hari pertama. Tetapi saat berada di sana, takjub juga rasanya. Hari itu untuk pertama kalinya aku melihat deretan-deretan pesawat besar yang parkir di gedung AOB. Yea,,,that was my first ...

Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia (Esai Karangan Izza)

Assalamualaikum pembaca sekalian. Lama ya gak corat-coret di sini,,,hehe. Kali ini aku mau sharing beberapa tulisanku. Salah satunya esai ini. Tujuan posting ini sih karena ibadah. Maksudnya bagi-bagi ilmu buat dimanfaatkan khalayak umum. Esai ini sempat menempati ranking 23 di salah satu kompetisi esai tingkat nasional yang diselenggarakan di Surabaya. Ini masih amatir banget buatnya. Tapi ketimbang membusuk di hardisk laptop mendingan dijadikan referensi aja ya kan? Kalian boleh copy paste esai ini.. ASAL! mencantumkan nama penulis dan sumbernya. Say NO to Plagiarism! Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia Polemik pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang sederhana. Ada begitu banyak permasalahan pendidikan di negeri ini yang membutuhkan penyelesaian. Permasalahan tersebut tidak hanya berupa permasalahan anggaran pendidikan namun juga merambah ke peraturan perundang-undangan mengenai pendidikan dan sistem pendidikan. Penyebab dari permasalahan yang muncul pun bermacam...