Malang, 07 Maret 2019
Beberapa waktu yang lalu aku
mendengarkan lagu Jeremy Zucker yang berjudul come thru. Begitu denger aku
langsung suka sama lagu ini. Ada satu lirik yang bikin aku muter ini lagu
berulang kali. ‘It’s alright to not be
fine.’ Merasa tidak baik-baik saja itu tidak masalah. Pas denger itu aku
jadi bertanya-tanya bener gak sih ini? Kenapa Jeremy Zucker bilang kayak gitu?
image source - Google |
Kadang apa yang kita
harapkan tidak sejalan dengan kenyataan. Kegagalan. Patah hati. Tidak puas
dengan pencapaian dalam hidup. Merasa diri lebih buruk atau kurang beruntung
dari orang lain. Pada akhirnya semua itu menciptakan berbagai kekhawatiran yang
membawa kita pada ketidakbahagiaan. Mood jadi jelek. Tidak bersemangat.
Pengennya marah-marah aja terus. Padahal enggak tau marah-marah soal apa.
Perasaan mudah tersinggung. Lihat media sosial langsung sebel sendiri. Emosi
negatif meluap-luap sampai semuanya terasa salah. Pernah ngalamin? Aku juga.
Kalian tahu? Memiliki semua
perasaan di atas itu oke-oke saja. It’s alright to not be fine. How come? Ingatlah
bahwa kita semua manusia biasa. Kita diciptakan dengan akal, nafsu, dan emosi. Segala
emosi negatif itu sudah mengalir dalam diri kita betapa pun kita tidak
menginginkannya. Jadi kalau ada orang yang bilang manusia harus bener-bener
terbebas dari segala hal yang negatif sudah jelas itu tidak mungkin. Ingat kita
bukan Tuhan. Jadi wajar saja kalau kita bisa selalu merasa buruk dalam berbagai
kesempatan. Itu sudah menjadi bagian harfiah dari manusia.
Maka dari itu terimalah
dirimu apa adanya. Terimalah perasaan negatif dalam dirimu dengan ikhlas. Jangan
berusaha untuk menolak mereka dengan alasan tidak seharusnya kamu merasa buruk.
Pada akhirnya kamu hanya akan menyakiti dirimu lebih dalam karena kamu menolak
dirimu sendiri. Jika memang lagi sedih atau ingin menangis, menangis saja. Jika
ingin marah, marah saja. Embrace your feeling wholeheartedly. Know yourself
better. Jika bukan dirimu yang menerima dirimu sendiri setulusnya siapa lagi?
Orang yang selalu berada di sisimu dan menerima dirimu tidak akan bertahan
selamanya. Dirimu sendirilah yang hanya bisa kamu harapkan.
Menerima perasaan negatif
dalam dirimu bukan berarti kamu membiarkan mereka terus menerus merong-rong
kehidupanmu. Itu juga tidak bagus. Malah sangat berbahaya. Banyak yang pada
akhirnya tidak bisa mengontrol emosi negatif lalu jatuh ke dalam jurang depresi
dan penyakit jiwa lainnya. Kamu mulai menyalahkan dirimu sendiri atau orang
lain atas kondisi yang terjadi padamu. Kamu tidak terima dengan keputusan Yang
Kuasa atas segalanya. Kalau sudah begini lalu bagaimana?
Setelah kamu menerima
perasaanmu, sekarang adalah saatnya untuk bangkit atau istilah masa kininya Move
On. Belajarlah dari pengalaman yang telah lalu tentang segala hal-hal yang bisa
kamu petik supaya ke depannya kamu punya bekal untuk menghadapi yang akan
datang. Jika kamu bisa melewati pengalaman pahit dan menyedihkan dengan baik
maka itu berarti kamu kuat. Kamu sudah ditempa untuk masa depanmu. Jadikanlah
itu sebagai pijakanmu untuk membuka lembar hidupmu yang baru. Remember,
experience is the best teacher. Tidak ada hal yang sia-sia dari pengalaman
hidup. Mereka memberikanmu apa yang kamu butuhkan untuk menjalani kehidupanmu
sendiri.
Dalam proses untuk bangkit banyak-banyaklah
bersyukur dan dekatkan dirimu dengan Yang Kuasa. Pasti ada kalanya kita merasa
Tuhan tidak berpihak pada kita. Apa yang kita usahakan dan harapkan tidak
terjawab padahal ibadah selalu dilakukan dan doa selalu dipanjatkan. Ketika
melihat orang lain kita merasa Tuhan tidak adil. Mereka mendapatkan apa yang
mereka inginkan. Kamu mulai mengeluhkan mengapa kamu tidak seperti mereka. Yup,
that’s true. Aku tidak menepis kenyataan bahwa aku juga sering merasakan hal
ini.
Tapi apa gunanya sih
mengeluhkan hidup yang kamu punya? Apakah hidupmu akan seketika berubah ke arah
yang kamu inginkan setelah kamu mengeluh? Daripada terus fokus pada hal-hal
yang membuatmu merasa buruk akan lebih baik lagi jika kamu mengingat-ingat apa
yang patut kamu syukuri setiap hari.
Aku bersyukur diberi kesehatan dan waktu untuk menjalani hari. Aku bersyukur memiliki uang untuk makan dan kebutuhan lainnya. Aku bersyukur memiliki keluarga dan teman yang bisa aku andalkan. Aku bersyukur bisa tertawa dan bahagia hari ini. Aku bersyukur masih bisa melakukan yang aku inginkan. Aku bersyukur dengan segala kebaikan yang Tuhan berikan padaku.
Perlu kita sadari bahwa di
belahan dunia lain ada orang-orang yang mati-matian ingin merasakan apa yang
kita miliki. Perang, konflik, dan penyakit merebut kebahagiaan dan kebebasan
mereka. Sudah sepatutnyalah kita tidak boleh mengeluhkan kondisi dan keadaan
kita yang lebih beruntung. Bersyukurlah dengan segalanya yang kamu miliki dan
berbagilah. Bagilah sedikit kebahagiaanmu dengan mereka yang berjuang dengan
cara mendoakan dan menolong mereka sesuai kemampuanmu. Apapun itu yang bisa
kamu lakukan bagi kebaikan mereka, please do it. InsyaAllah melakukan hal
tersebut akan membuatmu merasa lebih baik dan bermanfaat. Hidup akan terasa
jauh lebih bermakna jika kamu bisa berbagi kebaikan tanpa keluhan.
Jadi mulai sekarang fokuslah
pada dirimu, emosimu, dan perasaanmu tanpa mencampuradukkannya dengan apa yang
kamu lihat dari orang lain. Hidupmu adalah hidupmu. Kamu yang menjalaninya jadi
harus kamu yang mengaturnya. Jika kamu merasa sedih, tidak apa-apa. Terimalah
perasaan itu. Tetapi ingat jangan berlarut-larut. Syukurilah apa yang kamu
miliki karena semua yang kamu miliki adalah yang kamu butuhkan. Tuhan tidak
memberikan apa yang kita inginkan tetapi yang kita butuhkan. Tidak ada gunanya
mengeluhkan hidup. Lebih baik gunakan energimu untuk melakukan kegiatan dan
hal-hal positif yang lebih bermanfaat bagi dirimu sendiri dan orang lain.
Comments
Post a Comment