Malang, 03
Oktober 2017
Hai Oktober! Ketika
kamu datang itu artinya tahun 2017 akan segera berakhir. Time flies! Enggak
ngerti deh harus merasa senang atau sedih. Senang karena sudah banyak hal-hal
menyenangkan dan memberi banyak pelajaran berharga terjadi sepanjang 9 bulan
ini. Sedih karena umur semakin berkurang, dosa makin banyak aja, dan beberapa
target belum tercapai. Enggak pa pa masih ada 2 bulan lagi untuk memperbaiki
diri dan mencapai apa yang diingini sebelum 2017 pergi. Bismillah.
Tiba-tiba aja ada
perasaan pengen buka kotak kaleng Good
Time yang aku simpen sejak lama di atas rak buku. Gak ada yang spesial
tentang kotak itu sih karena dapetnya aja dikasih sama tetangga. Tapi isinya
ini yang bikin kadang aku merasa melow dan
melankolis banget. Ada beberapa note books, kartu pos, medali, dan benda-benda
kecil kenang-kenangan dari temen-temen. The note books are so reminiscent for
me. Baca-baca tulisan tanganku mengenai apa yang pernah terjadi dulu rasanya
seperti berkaca dan bertemu diriku sendiri dari tahun-tahun yang telah berlalu.
Aku masih menulis
diary sampai sekarang. Really? Haha frankly speaking YES! Alasannya kenapa?
Karena inilah jalan terbaik untuk menuangkan isi kepala dan hati. Aku tipe
orang yang memiliki kesulitan bersosialisasi dengan orang lain apalagi ngobrol.
Kalau enggak bener-bener akrab seringnya aku kurang bisa berekspresi. Ngobrol
sekena topiknya aja. Well, I think most of INFJs are! Lewat tulisan, aku bisa
bercerita tanpa harus bertatap muka. Makanya aku masih aktif menulis hal-hal
yang bersifat sangat pribadi dalam buku harian dan hal-hal yang ingin aku
bagikan di Mind BoX atau LINE timeline.
Ketika aku membaca
kembali buku-buku harianku dari tahun-tahun yang lalu, rasanya aku seperti
bercermin dan melihat versi lain diriku. I was such a turbulent and unstable
girl. Mungkin masih sampai sekarang. But I feel much better now. Dulu selalu
bertanya-tanya mengenai identitas diri sendiri. Mempertanyakan Tuhan dan
keputusan-Nya. Selalu berusaha mencari apa yang diingini tetapi tak menemukan
jawaban. Selalu merasa terasing. Merasa aneh dengan pola pikirku, selera musik, dan buku bacaan yang katanya “out of the box” in different way. Merasa terlalu
berbeda dari cewek-cewek lain dimana mereka fokus dengan penampilan, lawan
jenis, dan gaya hidup. Merasa tidak diterima dunia sosial atas apa yang aku
bisa dan capai. Capek dengan semuanya. Apapun rasanya terasa salah. Apapun
rasanya enggak pas. Questions “Who am I? And What am I?” keep clinging in my
mind.
Banyak yang sering
komentar enggak enak di belakang dan di depan atas “keanehan” yang aku miliki.
Bahkan dari keluarga dan temen akrab sendiri pun ada. Terbawa emosi gara-gara
itu? Pernah. Slam door is what I always do to them. Ucapan pahit sering terucap
dari mulutku. Dan berakhir dengan perang dingin tiada akhir. If you know me in
my real life, do you think I have no enemies? Well, think again.
Berdamai dengan dunia
sangatlah sulit. Jangankan dunia, berdamai dengan diri sendiri saja susah. Tak
jarang aku merasa iri dengan orang lain yang bisa ceria dan bersosialisasi
dengan baik kayak Ibuku. Sering banget aku temukan karakter-karakter
utama dalam cerita anime atau novel, tipe-tipe orang seperti itu. Kenapa aku
enggak bisa? Kenapa aku enggak bisa berteman? Kenapa aku begitu “berbeda”? Dan
kenapa aku selalu dibully karena itu? Apa yang salah?
Entah sudah berapa
lama aku terjebak dalam kungkungan pertanyaan akan eksistensi diriku sendiri
yang seringnya bikin depresi. Entah sudah berapa kali doa aku panjatkan di setiap
saat demi meminta jawaban. Entah sudah berapa lembar kertas aku corat-coret
demi menuangkan yang tidak bisa aku ceritakan pada orang lain. Entah sudah
berapa lama lagi aku harus aku menunggu dan mencari sampai semua terjelaskan. I
lost track of my time.
Sampai pada akhirnya
semua menjadi terang ketika jawaban satu per satu datang. Sedikit demi sedikit
aku memahami diriku sendiri berkat temen-temen di dunia maya yang ternyata
mirip denganku hampir di segala hal. We are not weird. We are just INFJs, HSP,
Empaths, and Old Souls. Aku merasa bagai menemukan bagian diriku yang selama
ini aku cari. Aku merasa bagai menemukan diriku sendiri yang selama ini
tersembunyi di balik pemikiran negatifku sendiri. It might sound so freakish.
But, it’s true. Finally, I found myself and the answers.
Aku tidak akan bahas
seperti apa INFJs, HSP, Empaths, atau Old Souls disini. Kalian bisa baca banyak
referensi mengenai hal-hal tersebut di internet. Aku hanya ingin berbagi bahwa
mengetahui dirimu lebih dalam dari sudut pandang lain yang sebenarnya sudah
kamu rasakan sejak awal sangatlah berguna untuk berdamai dengan dirimu sendiri.
Mungkin selama ini kamu membenci dirimu. Mungkin selama ini kamu mempertanyakan
dirimu sendiri “Siapa aku?” “Mengapa aku ada di sini?”. Dan mungkin kamu dibuat
gila oleh pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti apa yang selama ini aku alami.
Kenali dirimu dengan cara berkaca dari pengalaman orang lain yang memiliki
kemiripan denganmu. Kamu bisa belajar banyak darinya. Jangan segan-segan untuk
mencoba personality tests yang ada di internet atau buku seperti 16personalities.com. Mungkin kamu bisa
menemukan yang kamu cari dari hasilnya, seperti aku. Jangan malu bertanya atau konsultasi dengan orang yang kamu rasa tepat. Jangan pernah berhenti
berusaha memahami dirimu. Jalan menuju jawaban akan datang cepat atau lambat
dan tetaplah bersabar dan berusaha dalam penantian.
Rasanya semua terasa
ringan. Banyak pelajaran yang aku dapatkan. Tak hanya bisa berdamai dengan diri
sendiri. Perlahan namun pasti aku mulai berdamai dengan dunia yang selalu
terasa asing bagiku. Memahami orang lain. Menerima pendapat dan kritikan orang
lain. Awalnya berat menerimanya dengan tangan terbuka dan emosi yang tak
tersulut. Namun sekarang rasanya beda. Hati rasanya tidak berat lagi, ikhlas,
dan mau menerima apa adanya. Tersenyum dan tertawa. Terus belajar dan menarik
kesimpulan. Tak pernah berhenti haus akan ilmu pengetahuan. Berusaha untuk
menjalani hari ini dengan sehidup-hidupnya dan sebaik-baiknya seakan tak ada
hari esok. Menghargai setiap waktu yang dianugerahkan oleh Yang Kuasa dengan
melakukan hal-hal yang berguna baik bagi orang lain dan diri sendiri. Mensyukuri
apapun yang Tuhan berikan. Semua terasa tak berat lagi. Sungguh. Aku merasa
bebas.
Aku terdengar aneh ya?
Haha this is me, who I am! Aku memang berbeda and it’s totally fine! I accept
who I am with all differences I have. Maybe I belong to the rarest personality
type in MBTI (Myers-Briggs Type Indicator ). But I’m not alone. I still have
1-2% population on this earth who share the same fate with me. Inilah caraku
berdamai dengan diriku dan dunia luar. Inilah caraku menghargai hidup yang aku
miliki. Inilah caraku untuk membantu para soul seekers di luar sana yang masih
bertanya-tanya akan dirinya sendiri. You are not alone guys! I know what you
feel very well. Aku harap kalian segera menemukan apa yang kalian cari walaupun
kita tidak tahu apa sebenarnya yang benar-benar kita cari. Be brave! Be
confident for who you are! Be free! I know you could. For sure!
Thank God! I'm free! |
P.S. : Tulisan ini didedikasikan untuk semua yang merasa dirinya “alien” dan mengalami krisis identitas. I feel you.
Kenapa eksistensi diri harus dipertanyakan? anw nice post!
ReplyDeleteFollow back dong mba di http://onix-octarina.blogspot.co.id
thankyouu:)
Karena beberapa orang merasa ada alasan khusus dibalik keberadaan, baik keberadaan diri sendiri maupun hal-hal lain. Dan ketika belum menemukan jawabannya maka mereka mulai mempertanyakan eksistensi. "Siapa aku?" menjadi sebuah pertanyaan dengan jawaban yang tak hanya sekedar nama. Namun, lebih dari itu.
DeleteTerima kasih sudah berkunjung ke Mind BoX. Ditunggu kedatangan selanjutnya ya Onix!