Malang, 23
Maret 2017
Siapa yang ingin
tersesat dalam hutan belantara sendirian tanpa tahu arah mana untuk dituju dan
untuk pulang? Siapa yang ingin berada di antah berantah tanpa petunjuk apapun
yang akan mengarahkan kakimu melangkah? Aku pikir tidak ada yang mau. Namun,
apa yang akan kamu lakukan ketika tanpa kamu sadari kamu tersesat di negeri
penuh misteri tersebut? Tanpa kamu minta kamu terbawa rayuan alam untuk
memasukinya hingga kamu kehilangan arah. Pasrah? Menyerah? Atau bangkit dan
mulai berjalan lalu berlari mencari jalan keluar? Percayalah. Aku sendiri tidak
tahu apa jawabanku.
Image taken from http://miriadna.com/forest edited by +izza zaturania |
Saat ini aku tersesat di sebuah hutan yang menyenangkan namun menyimpan kesedihan dan ketakutan di dalamnya. Pepohonannya yang tinggi dengan kicauan burung merdu, sinar matahari yang hangat, kecantikan dan harumnya bunga, dan mata airnya yang melegakan dahaga, menghanyutkanku untuk selalu berada di sana. Namun ketika malam tiba, kesunyian dan kegelapan melumpuhkanku. Mataku bahkan terlalu berat untuk melihat sekelilingku. Segala pikiran buruk menyergap dan membuat nyaliku ciut. Setiap gemerisik semak membuatku waspada. Setiap gerakan kecil membawaku pada kepanikan. Aku tidak tahu. Aku takut. Aku ingin pulang. Tetapi, aku tidak bisa. Jika aku pergi, aku tak akan pernah kembali.
Aku sadar. Aku
menyukai hutan ini lebih dari apapun. Dia membuatku bahagia dengan segala yang
ia berikan. Cahaya, angin, air, dan tanah di sini bagaikan sihir pemikat. Ia
memikatku untuk selalu berada di sana. Aku tak pernah bosan menghabiskan
waktuku bersamanya. Sayang, hutan yang ku kenal bagai menjadi hutan asing
ketika malam tiba. Ia menakutiku dengan kegelapan dan kemisteriusannya. Ia
menjadi sangat tertutup. Bagai tak mengijinkan aku untuk mengetahui sisi lain
dirinya. Mengapa? Apa yang telah aku lakukan hingga buatmu menutup dirimu?
Hutan ini telah
menjadi bagian penting dalam hidupku. Dan aku ingin menjadi bagian penting
baginya. Aku ingin mengetahui segalanya tentang dirinya, keceriaannya di siang
hari dan kemisteriusannya ketika mentari kembali ke peraduan. Hanya aku. Tak
ada orang lain. Aku tak ingin kembali. Aku ingin tetap berada di hutanku. Aku
tahu. Jika aku berbalik, aku akan menyesal dan mungkin akan kehilangan ia
selamanya. Aku tahu aku tersesat dalam pesonanya. Jika aku pergi, sebagian dari
diriku akan menghilang. Tidak! Aku tidak mau. Tidak untuk sekarang. Biarkan aku
di sini. Hingga aku menemukan jalan bagiku menjadi bagian dari dunianya.
Comments
Post a Comment