Malang, 18
Maret 2017
Hujan turun lagi hari
ini di kotaku. Bahkan hingga malam hari pun ia enggan beranjak pergi. Lihatlah
keluar jendela dan dengarkan. Ia sedang bernyanyi bersama alam semesta. Membawa
pesan dari Sang Kuasa.
Image taken from http://beritacentercdn.beritacenter.com/uploads/content/Um/UMUM/hujan.jpg edited by zaturania |
Ada yang pernah
berkata padaku bahwa batas antara langit dan bumi menjadi samar ketika hujan
turun. Tak percaya? Cobalah perhatikan dari jauh. Kamu pun akan mengerti.
Lihat! Jutaan tetes
air seakan menjadi penghubung dua sisi yang berbeda. Mereka berpadu menjadi
satu. Terlihat tak ada batasan apapun. Ruang kosong pemisah seperti tak pernah
ada.
Hujan adalah awal dan
akhir. Ia mengawali tumbuhnya suatu kehidupan dan di saat yang sama mengakhiri
kehidupan yang lain. Ia berasal dari Yang Satu dan akan berakhir kembali ke
Satu. Seperti airnya yang telah jatuh ke bumi, akan berangsur-angsur menguap
lalu melayang kembali ke langit. Cepat atau lambat air tersebut akan kembali
membasahi bumi, lalu bersatu dengan udara, dan naik ke angkasa menjadi awan.
Lalu jatuh kembali...
Semua terjadi dalam
satu siklus. Pergi lalu kembali ke awal. Tidakkah ini mengingatkanmu pada
sesuatu? Bukankah manusia juga begitu? Kita berasal dari Yang Satu dan akan
kembali pada Yang Satu. Kita adalah salah satu bagian dari diri-Nya. Dan Ia memenuhi
semua bagian diri kita.
Hujan membawakan pesan
dari Yang Kuasa. Di tiap tetes hujan, pesan itu tersirat. Di tiap dentingan
genting, pesan itu bersuara. Bisakah kau dengar apa pesan-Nya? Pasang telingamu
kawan! Karena hujan sebentar lagi reda.
Comments
Post a Comment