Malang, 15 Februari
2017
Le Cirque des Reves
Opens at nightfall
Closes at dawn
Apa yang lebih menakjubkan
dari impian yang menjadi nyata, terpampang di depan mata, dibalut dengan
keindahan, berselimut keajaiban, berkabut misteri mengundang tanya, namun tetap
membawa kebahagiaan bagi setiap insan? Seluruh khayalan, perasaan, dan harapanmu
teraduk-aduk dalam satu kesatuan yang penuh kejutan. Tawa dan canda riang,
kesedihan, amarah, segalanya ada di sana.
No word can describe what
you feel. No thought can comprehend what you think. You are drunk. You are
overwhelmed. And it is caused by something that we call as a Le Cirque des Reves. Sirkus Mimpi.
![]() |
The Night Circus written by Erin Morgenstern |
Maaf dengan kata-kata
pembukaan yang alaynya kemana-mana. Si penulis yang hiatusnya lama amat ini
lagi overwhelmed gara-gara sebuah
buku yang berjudul The Night Circus
karya Erin Morgenstern. Apakah kalian pernah membacanya? You really should read
it guys! It will give you “something” our real world won’t.
I always love reading
fantasy novels. Kalau ditanya kenapa, singkatnya karena novel fantasi
menyajikan cerita yang “beda” dan seringnya susah ditebak. Alur cerita,
setting, beserta karakter-karakter dalam cerita fantasi juga buatku merasa
senang yang sejujurnya sulit ku jelaskan. Entahlah, ada sesuatu dalam cerita
fantasi yang buatku terpikat.
Dan aku selalu menghindari
membaca romance. Alasannya? Because it
makes me bored. Seringnya aku bisa menebak jalan cerita jadi aku tidak
menemukan keseruan saat membacanya. Lagipula, aku merasa romance agak
berlebihan and it is not so me. (Padahal faktanya fantasy jauh lebih lebay
hahaha)
Nah, kalau fantasy dan
romance dalam satu novel? Hmm, seringnya aku juga tidak membacanya. Still, I
avoid romance at most. Namun, semua itu agak berubah sejak aku menemukan The Night Circus. The Night Circus changes my mind.
Apakah kalian pernah
menemukan sebuah buku dan walaupun kalian belum baca isinya, kalian merasa This is “it”! Aku harus baca ini buku!
Mungkin bisa dibilang seperti jatuh cinta pada buku di pandangan pertama.
(Ehem). Nah, itulah yang ku rasakan ketika bertemu dengan ini novel. Dari
sampul dan judulnya udah bikin penasaran. Circus has always been interesting
for me. Walau seumur hidup cuma sekali nonton sirkus. Itu pun waktu masih
berumur 7 tahun! Selanjutnya cuma bisa lihat di TV. Wew.
Begitu menemukan ini buku,
aku sengaja menyimpannya di rak perpustakaan yang agak susah dijangkau
pengunjung. Jadi, pas aku pengen baca aku bisa menemukannya dengan mudah.
Ternyata, walau posisinya diubah oleh entah siapa, aku mendapatkan buku itu
kembali. Alhamdulillah, kalau jodoh emang gak kemana. Aku meminjamnya and
surprisingly I enjoyed reading it so much.
Aku enggak mau spoiler
jalan cerita The Night Circus. If you
are a fantasy lover like me, I want you to find its miracle by yourself.
Pokoknya dari awal sampai akhir cerita aku enggak bisa berhenti membayangkan
keajaiban Le Cirque de Reves.
Tenda-tenda penuh kejutan, keajaiban,
dan ilusi karya Marco Alisdair selalu membuatku penasaran. Aksi-aksi sang
ilusionis Celia Bowen membuatku berdebar-debar. Pertarungan mereka berdua nyata
namun terasa bagaikan mimpi. Jalan cerita yang rumit namun saling terkait
membuatku tak berhenti membalikkan lembar demi lembar halaman. Everything is so
magical! And it becomes more intense with Marco and Celia’s love story which is
so sweet and tragic at the same time.
Mereka saling mengagumi
karya sihir lawan mereka dalam diam. Mereka saling membalas perasaan dalam
karya-karya mengagumkan. Mereka sering bertemu namun tak pernah menyadari satu
sama lain. Ketika mereka sadar, saat itulah roda takdir berputar membuat
segalanya indah namun pahit dirasa. They are meant to be together yet they are
destined to destroy each other.
Setiap kali membaca alur
cerita The Night Circus, rasanya aku
seperti berada di sirkus itu sendiri. Tendanya yang bergaris-garis hitam putih
menjulang ke angkasa di kelamnya malam. Api unggun beraneka warna menghangatkan
dinginnya hawa. Jam unik berdiri megah di pintu gerbang membuat setiap mata
penasaran. Aroma karamel dan sari apel menguar ke udara, menggugah selera. Para
pengunjung dan reveurs bersyal merah berlalulalang
dengan cerita-cerita mereka mengenai pertunjukan yang mereka saksikan. Semua
terasa sangat nyata. Tak ada batasan antara mimpi dan realita. This is the
feeling that I got. And I cherish it so much.
Aku selalu senang membaca
berbagai novel fantasi. Namun, hanya segelintir yang buatku merasa “berbeda”. Ini
kedua kalinya aku merasakan perasaan begitu bahagia ketika membaca novel
fantasi. Yang pertama buatku begini adalah novel serial karya Jonathan Stroud
berjudul The Bartimaeus Trilogy. They
are so magical. The Night Circus
membawa nuansa yang sama namun dengan alur cerita yang berbeda padaku. Oh My...
and I can’t get it over with. Have you ever felt the same thing? Or is it only
me? Haha hanya kalian yang tahu. You know what? This feeling is the best thing
ever!
I’m looking forward to
find other novels that could bring me this kind of feeling. Enggak gampang
emang menemukan yang “klik” di hati. (Udah kayak cari pasangan hidup aja
haha-no baper please). Kalau di antara pembaca ada yang punya rekomendasi novel
fantasi yang kalian suka boleh nih bagi-bagi info. Ditunggu banget
judul-judulnya atau nama pengarangnya. Semoga si empunya blog ini berjodoh
dengan mereka. Amin... So, Happy Reading guys! Kalian harus kudu wajib baca The Night Circus. Bagi yang berdomisili
di Malang, kalian bisa menemukannya di Perpustakaan Umum Kota Malang. Mungkin
kalian bisa bertemu aku di sana di hari Kamis. Hehee...
Surprisingly, baca post ini aku jadi penasaran juga sama bukunya. Hm..
ReplyDeleteAyo...dibaca aja! Keren banget!!
Delete