Skip to main content

Are You a Risk Taker?

Malang, 28 Februari 2017


“Life starts when you are out of your comfort zone.”
“So, are you a risk taker?”

Apakah benar demikian? Apa jawabanmu? Well, sepertinya setiap orang memiliki pendapat mereka sendiri-sendiri. Ada yang setuju. Ada yang tidak. Ada pula yang masih mempertanyakannya. Aku? Umm... pertanyaan yang cukup sulit ku jawab. Karena sebenarnya saat ini aku berada dalam zona nyamanku dan aku tidak tahu apakah aku harus keluar dari sana atau tidak demi mencari sesuatu yang mereka bilang sebagai real life.

“Why do people take risks?”
“What risks are good to take?”

Dua hal di atas adalah dua topik yang aku bahas di kelas Higher Intermediate 3 LIA Malang. So, it’s all about taking risks.


Ada cerita menarik sebelum aku mengeksekusi tema ini. Ada sebuah kuisioner di bukuku dan kuisioner itu berjudul Are you a risk taker? Aku penasaran dengan kuisioner ini karena masih berkaitan dengan seberapa berani kita mengambil resiko. Aku pun mencobanya dan hasilnya adalah ... Can you guess?

Ternyata aku bukan tipe orang yang berani mengambil resiko. Okay! Jadi, hasilnya ternyata sebagian besar bener-bener merefleksikan tentang diriku. The result says that I play it safe. I’m not comfortable with risk. My idea of a good time is staying at home and reading book (this is totally true!). The good thing is that you will avoid trouble. Sejauh ini, masih fine aja. Tapi ada satu kalimat yang bikin aku agak terganggu yakni On the other hand, you may not be as successful as some risk takers.

“Is that so?”

Aku mencoba kuisioner yang sama pada 2 temanku sesama guru LIA Malang. Dan hasilnya adalah mereka berdua termasuk dalam orang-orang yang berani mengambil resiko. Sebagian besar Murid-murid HI 3-ku pun memiliki hasil yang sama dengan hanya satu siswa yang sama denganku. Okay, I feel like an alien because I’m different. Is it a bad thing? Does it mean that I can’t be as successful as they can?

“Oh, really?”

Bicara soal sukses tidak akan ada habisnya. Setiap individu memiliki definisi sukses masing-masing. Apakah kita memiliki sebuah tolak ukur yang pasti untuk mengukur kesuksesan seseorang? Aku pikir tidak. Banyak yang mengukur kesuksesan dari uang, harta, pendidikan tinggi, jabatan, dan lain-lain. Aku tahu semua hal tersebut penting untuk menjalani hidup kita di dunia. Tetapi tetap saja, mereka semua bukan segalanya bagiku. Kesuksesan tidak aku ukur dari apa yang aku punya.

Jadi, jika aku membandingkan apa yang aku raih dengan apa yang mereka raih, aku rasa itu tidak relevan. We have different tastes, interests, and perspectives. Kita juga memiliki impian yang berbeda. Resiko yang harus kita ambil demi mewujudkan mimpi-mimpi tersebut pun tak sama dengan yang lain. So, apakah masih harus dibandingkan?

Perkara berani atau tidak dalam mengambil resiko juga relatif. Mungkin di satu sisi aku seorang penakut dalam mengambil tindakan beresiko yang berkaitan dengan travelling or doing extreme sports. Yah, itu semua karena aku tidak terlalu tertarik dengan mereka. Tetapi mungkin di sisi lain, di bidang yang lain, aku atau kalian berani untuk mengambil resiko. Contohnya saja, kalian menyukai mengajar sebagai mata pencaharian kalian. Kalian rela berstress ria dengan siswa-siswa yang sulit diatur, laporan yang bagaikan tiada habisnya, belum lagi orang tua siswa yang komplain. Itu bisa jadi resiko juga kan? Kalian berani mengambil resiko tersebut demi memenuhi hasrat yang kalian pendam, keinginan yang kalian miliki. So, apakah resiko yang harus diambil merupakan resiko yang besar yang terlihat seakan-akan hebat di mata orang tetapi tidak sesuai dengan kata hati kalian? Think it again...

Follow your heart. Reach your own success.. that’s what my parents always say to me everytime we talk. Mereka percaya padaku, pada jalan yang ku tempuh. Tidak perlu menunjukkan pada dunia sehebat apa diriku. Tidak perlu mendapat pujian atas apa yang ku lakukan. Tidak perlu dielu-elukan orang atas prestasi yang ku raih. Selama aku bahagia dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi agama dan orang lain, itu saja sudah cukup. Biarlah Tuhan saja yang tahu apa yang aku lakukan.

Staying in a comfort zone might sound boring. But it’s not for me. Aku juga belajar selama berada di sini. Ada juga resiko yang aku ambil demi mencapai sesuatu yang lebih di zonaku. Hanya saja ia tak terlihat di mata orang lain. Mereka tidak perlu mengerti. Biarlah hanya aku dan Tuhan yang mengerti.

Being in this comfort zone is what I love to do now. I grow here. I learn so many new things here. I meet people here. I become better here. Maybe in the future I’ll step out from this zone. But now, let me enjoy my time. I don’t want to waste it just because of my ego to look cool in front of people’s eyes. It’s my life. I know what makes me happy. And I know the risks to achieve that.

So, are you a risk taker? Are you staying in your comfort zone? It’s not always a bod thing guys. You know yourself well. But still, you have to consider your future. You have 24 hours in a day. Reach something that you like. Learn more! Struggle more! Eventhough you are doing the same job and routine, you must improve yourself. Be someone that you are proud of. You don’t have to show it to the world. Just show it to yourself that you are now better than who you were yesterday. Don’t worry. You are not alone, I’ll walk together with you.

Comments

What's Popular Here?

Contoh Surat Lamaran Menjadi Asisten Dosen Berbahasa Inggris

For you who still get confuse in writing application letter for being lecturer assistant, this post will help you to write it. This is kind of application letter in English. Actually, there are some versions of the letter patterns. This one is the example that I got from my senior. You can use it. You may also revise it as you need. Good Luck with your application! Izzatur Rahmaniyah Jl. Gunung Antah Beranta No.99 Fiore Island +6281 XXX XXX XXX XX_XXl@yahoo.co.id October 30 th , 2012 Mrs. Erza Scarlet Lecturer of English Program Department of Language and Literature Faculty of Culture Studies Dear Madam, I am very much interested in the open recruitment on Faculty of Culture Studies that you are looking for some Assistants Lecture with requirements; GPA > 3.00, minimum in fifth semester, curriculum vitae, and letter of recommendation. I am a student of 5th semester with GPA X,XX. I am very self motivated, have willing to learn new things and work ha...

Ceritaku di Bandara Juanda #KKN

Malang, 24 Agustus 2013 Mungkin apa yang aku ceritakan di sini menjadi pengalamanku yang pertama dan terakhir. Sebulan lamanya aku berada di tempat itu. Selama itu pula banyak hal-hal baru yang ku hadapi. Ya, pengalaman KKN atau bisa dibilang pengalaman magangku di Bandar Udara Internasional Juanda menjadi satu kenangan tak terlupakan yang ku alami tahun ini. Siapa yang menyangka mendapat kesempatan magang di Bandara Juanda akan membuka mataku seperti apa dunia lain itu. Hari Senin tanggal 01 Juli 2013, secara resmi aku telah masuk ke dunia kerja bersama dengan teman-temanku yang lain. Gedung Angkasa Pura I Bandara Juanda menjadi saksi bisu perjuangan kami menyelesaikan mata kuliah KKN. Awalnya nervous saat berada di gedung itu untuk pertama kalinya. Takut jika aku akan melakukan kesalahan di hari pertama. Tetapi saat berada di sana, takjub juga rasanya. Hari itu untuk pertama kalinya aku melihat deretan-deretan pesawat besar yang parkir di gedung AOB. Yea,,,that was my first ...

Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia (Esai Karangan Izza)

Assalamualaikum pembaca sekalian. Lama ya gak corat-coret di sini,,,hehe. Kali ini aku mau sharing beberapa tulisanku. Salah satunya esai ini. Tujuan posting ini sih karena ibadah. Maksudnya bagi-bagi ilmu buat dimanfaatkan khalayak umum. Esai ini sempat menempati ranking 23 di salah satu kompetisi esai tingkat nasional yang diselenggarakan di Surabaya. Ini masih amatir banget buatnya. Tapi ketimbang membusuk di hardisk laptop mendingan dijadikan referensi aja ya kan? Kalian boleh copy paste esai ini.. ASAL! mencantumkan nama penulis dan sumbernya. Say NO to Plagiarism! Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia Polemik pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang sederhana. Ada begitu banyak permasalahan pendidikan di negeri ini yang membutuhkan penyelesaian. Permasalahan tersebut tidak hanya berupa permasalahan anggaran pendidikan namun juga merambah ke peraturan perundang-undangan mengenai pendidikan dan sistem pendidikan. Penyebab dari permasalahan yang muncul pun bermacam...