Malang, 08 Mei
2015
Sejak kemarin ada satu pertanyaan aneh dan penting yang menggantung di
kepalaku.
Apa responmu ketika murid-muridmu yang sebenarnya seusia denganmu ngajakin
selfie di kelas? Apakah kamu akan mengiyakan lalu berpose aneh lalu berfoto ria
bersama mereka? Atau kamu hanya tersenyum lalu mencari alasan untuk menghindari
berfoto bersama? Yang mana reekkk???
Kemarin malam sewaktu mengajar IN-3, murid-muridku dengan cepat
menyelesaikan tugas yang ku berikan. Bahkan
kami memiliki waktu nganggur 45 menit sebelum bel pulang. Aku sih maunya nyuruh
mereka ngerjain tugas individu sampai waktu bel. Eh ternyata merekanya enggak
mau dan lebih memilih mengerjakan tugas akhir itu sebagai PR. Aku sudah
memaksa, tapi mereka tetep enggak mau. Ya udah apa boleh buat. Aku maksa mereka
juga enggak enak. Kalau aku jadi murid ya aku juga enggak mau malem-malem mumet
nulis paragraf. Aku paham sih sama mereka. Kan bisa dibilang aku seusia sama
mereka. (ini gak bohong lho ya! Aku memang sepantaran sama mereka hehe).
Untuk membunuh waktu, akhirnya aku beralih topik membahas hal lain yang masih
berkaitan dengan lesson kita malam itu. Aku mengoreksi tugas kelompok mereka
dan bicara mengenai kesalahan grammar yang mereka buat. Aku juga bahas tugas
online mereka.
Nah pas lagi bahas itu sama siswa cowok-cowok nih, eh murid-muridku yang
cewek 4 orang malah asyik-asyikan selfie di dalem kelas. Mereka bahkan ngajakin
aku selfie. Okelah aku juga cewek, jadi aku gak munafik kalau aku juga sering selfie
sama temen-temen mainku baik temen kuliah maupun temen kerja. Tapi jujur saat
itu aku bingung harus nanggepin kayak apa, soalnya posisiku saat itu adalah
sebagai guru. Aku belum pernah sama sekali selfie sama muridku. Dan di kelas
itu aku juga punya murid cowok 3 orang rek. Otomatis aku JAIM lah di depan
mereka. Apalagi waktu aku liat ekspresi si cowok-cowok itu yang merasa aneh waktu liat rekan-rekan cewek mereka
selfie. Mereka bahkan bilang Are they
crazy? What are they doing? They are alay. Oh My God! Aku jadi tambah jaim
tapi ya aku pengen juga gitu punya kenang-kenangan foto sama murid-muridku. Akhirnya
aku cuma selfie beberapa kali dengan gaya biasa dan aku hanya memberikan
senyuman waktu mereka ngajakin selfie lagi sambil berkata I’m not really into selfie guys!
Jujur baru kali ini lho aku ngalamin yang kayak gini. Aku gak tau harus
nanggepin macam apa. Di satu sisi aku memang guru mereka. Tapi di sisi lain,
aku seusia sama mereka jadi mereka anggep aku sebagai temen yang sepantaran.
Kondisi ini rasanya awkward tau. Kalau aku terlalu nyantai dan akrab dan anggap
mereka temen deket, aku takut mereka kehilangan kesan kalau aku guru mereka. Antara
guru dan murid somehow memang harus ada gap supaya kita tau posisi
masing-masing. Tapi, kalau aku terlalu strict jadi guru pada murid yang
sebenarnya karakternya gak jauh beda sama aku, aku merasa itu bukan aku banget
dan jelas bikin mereka gak nyaman. Hello, kita seusia, aku tau tipikal
mahasiswa itu kayak apa. Akhirnya aku pilih jalan tengah, aku ikutan selfie
beberapa kali dan setelah itu aku akting jadi guru lagi T_T.
Dan namanya aja remaja, mereka ada kecenderungan kepo banget sama akun
sosmedku. Mereka tanya-tanya akun Instagram, WA, LINE, BBM ku apa. Mau gak
dijawab itu gmana? Mau dijawab itu ya gimana? Akhirnya aku kasih tau aja,
enggak enak juga kalau gak dijawab. Haduu...aku bingung ngadepin mereka dengan
posisiku ini.
Tapi seru sih jadi guru sekaligus temen mereka. Rasanya aku kayak kembali
jadi mahasiswa lagi yah walaupun posisiku sebagai guru. Kita di kelas memang
belajar tapi kita juga ngobrol hal-hal yang lagi happening di kalangan anak
muda. Kita ngobrol ya kayak temen biasa. Cuma rasanya aneh mereka sepantaran
sama aku tapi manggil aku Miss. Kayak nyasar dimana aja rasanya. Sebagai guru,
aku juga dapet tantangan harus lebih bisa dari mereka dan lebih kritis dari
mereka. Habis mereka kritis banget. Soal gampang aja ditanya kritis banget
sampe jadi soal yang sulit ku jawab. Resikonya ini yang gede banget sih
sebenarnya, kalau aku bikin salah mereka langsung tahu dan mereka bakal ngajak
aku debat sampai aku gak bisa ngomong. Haduu... jangan sampai deh kejadian
kayak gitu. Saya juga masih belajar maa......
Bismillah Za! Nikmati saja waktumu bersama mereka! They are nice and friendly. Mungkin ini tidak akan
terjadi dua kali J
Comments
Post a Comment