Hadiah

Malang, 10 Desember 2014

Aku sampai tidak memiliki satu kata pun yang dapat mengungkapkan perasaanku tentang awal bulan Desember ini. Rasanya semua seperti dijungkirbalikkan. Segala emosi dicampuradukkan menjadi satu dengan berbagai kejadian di luar kuasaku. Aku mendayu biru dengan pikiran penuh kabut gara-gara hasil yang tidak memuaskan. Aku tidak peduli pada semua hanya karena ego yang mulai berkuasa. Aku bahkan sampai bertanya-tanya pada Tuhan, What’s Your plan for me?

Kamu tahu, semua hal-hal negatif yang menguasaiku hancur tak tersisa bagai tertiup angin entah kemana. Dan semua itu cuma gara-gara satu hadiah. Satu hadiah dari-Nya yang mungkin bagi orang lain sangat sederhana, tetapi bagiku hadiah itu sangatlah spesial. Apakah hadiah untukku itu? Jeng...jeng... salah satu karyaku yang berjudul A Farewell Letter for My Bestfriend lolos seleksi Surat Untuk Penghuni Surga yang diadakan Nulis Buku. Yang lebih membuatku senang yaitu karyaku akan diterbitkan bersama karya-karya penulis lain yang lolos di buku Surat Untuk Penghuni Surga Buku Ketiga! Aku ingin berteriak rasanya. Aku sangat senang karena ini karya pertamaku yang akan dibukukan! Aku benar-benar bersyukur pada-Nya.

Buku Tiga!

Jadi, apa hubungannya hadiah itu dengan kejadian demi kejadian awal bulan Desemberku? Semua yang ku alami membuatku sadar, aku benar-benar konyol mempertanyakan semua pertanyaan tanpa arti itu kepada-Nya. Dia-lah yang Maha Adil di atas segalanya. Dibalik kesedihan pasti selalu ada hikmah dan bahagia. Jika kita gagal di satu hal, InsyaAllah Tuhan akan memberikan kesuksesan di hal yang lain. Semuanya seimbang. Tidak perlu diragukan. Manusia hanya perlu berdoa, berusaha keras, dan menunggu kapan keindahan itu akan datang menghampiri. Namun, kita memerlukan satu kunci penting untuk mendapatkannya. Apakah itu? Kuncinya adalah sabar. Kalau bisa sabar, semua pasti akan baik-baik saja.