Skip to main content

Bicara Cinta Ibu dan Aku

Malang, 16 Mei 2014

Rasanya aku jadi jarang menulis di blog-ku sendiri. Bukannya males, tapi memang lagi ada yang aku kerjakan dan itu harus ku selesaikan akhir bulan ini. Makanya aku jadi jarang nulis cerpen. Tapi setelah ini berakhir, aku akan memenuhi blog ini. Tunggu tulisan-tulisaku yang lain ya.

Kali ini aku mau cerita sedikit. Mungkin bisa dibilang curhat kali ya. Beberapa waktu lalu saat aku mengobrol bersama Ibuku lewat telepon, Ibuku menceritakan sesuatu yang menarik bagiku. Apa itu? Ibuku cerita mengenai pendapat adik laki-lakiku terhadap pribadiku. Well, it’s a surprising topic for me since my brother never talks about me when we meet.

Jadi, Ibuku itu bilang kalau adikku selalu mengkhawatirkan aku. Adikku bertanya-tanya mengapa aku selalu fokus pada mencari ilmu dan tidak menikmati hidupku sebagaimana remaja pada umumnya? Seperti hang out dan punya pacar. Kenapa aku lebih sering terlihat sendiri tanpa ada sosok lain yang mendampingi seperti teman dan pacar? Kenapa aku tidak pernah pacaran? Apakah emosionalku normal?

Begitu aku dengar Ibuku berkata seperti itu, jujur aku kaget. Aku tidak menyangka adikku akan berpikir seperti itu. Di satu sisi aku senang ada yang memperhatikan aku. Ternyata walau aku dan adikku sudah tidak lagi tinggal bersama, dia masih peduli padaku. Ya, sebagai saudara kandung yang paling dekat denganku, adikku benar-benar perhatian.

Di sisi lain, aku geli juga. Patokan apa yang adikku pakai untuk melihatku seutuhnya? Akhirnya aku mengatakan apa yang aku pegang selama ini pada Ibuku. Aku menanggapi ucapan adikku dengan jawabanku sendiri.

Selama ini aku memang memutuskan untuk tidak pacaran karena berbagai alasan. Salah satunya adalah karena pacaran sendiri tidak dibenarkan dalam ajaran syariat Islam. Soal satu ini aku memang tidak mau berkompromi. Dan memang tidak akan ada habisnya jika dibahas. Mungkin aku terdengar sok agamis ya, tapi masa bodoh lah. Lebih baik aku mewujudkan cita-cita daripada menambah dosa dengan pacaran. Benar tidak? Lagipula masih ada banyak sekali impian yang ingin aku wujudkan sebelum waktu untuk itu tiba, waktu dimana seseorang akan mengikat janji setia denganku.

Ada banyak alasan lain dibalik keputusanku ini. Mulai dari aturan dari orang tua yang tidak mengijinkan dan alasan pribadi yang ku simpan sendiri. Tapi intinya adalah aku ingin menjaga diriku baik-baik sampai saatnya tiba bagiku untuk hidup bersama lelaki yang memang Allah SWT anugerahkan untukku. Aku tidak ingin membuat jasmani dan rohaniku ternodai oleh cinta sesaat yang hanya membuat hati sakit dan meninggalkan bekas yang tak bisa hilang. Aku hanya untuk satu orang. Dan aku rela menunggu untuk orang itu. Satu orang yang akan menjadi imamku. Satu orang yang akan melindungiku. Satu orang yang akan membagi cintanya denganku dan ku bagi rasa cintaku dengannya. Aku tidak membuka hatiku untuk lelaki yang hanya berani singgah tanpa memiliki keberanian untuk mengucap janji sehidup semati. Tidak, karunia Allah bagiku terlalu berharga untuk ku sia-siakan dengan hal-hal percuma. Hidupku di dunia tidak lama. Dan aku ingin menghabiskannya di jalan yang benar bersama satu imam pilihan-Nya. Aku tahu pilihan Allah yang terbaik.

Apakah tidak merasa kesepian? Kenapa aku harus merasa kesepian tanpa pacar? Selama ini ada banyak sosok berharga yang selalu menemani hari-hariku. Ada kedua orang tua dan saudara-saudaraku yang selalu mendukungku meraih prestasi dan cita-cita, ada teman-temanku yang selalu mengajakku merasakan indahnya masa-masa remaja, dan selalu saja ada sosok junior yang membuatku bisa mengamalkan ilmu yang ku dapat. Hidupku ramai kok. Aku sudah merasa bahagia dengan adanya mereka dalam hidupku. Untuk saat ini, itu saja sudah cukup.

Sebagai perempuan memang sisi emosional memegang kendali lebih kuat. Ketika seorang wanita jatuh cinta, rasanya ia rela memberikan segalanya. Menunjukkan rasa cintanya yang menggebu-gebu supaya semua orang tahu. Ketika ia patah hati, seorang wanita akan jatuh ke dalam jurang kesedihan tidak berkesudahan. Sebagai seorang perempuan, hal tersebut sudah menjadi kodratku. Namun, jangan khawatir, aku tidak selemah itu. Aku sudah cukup belajar dari pengalaman-pengalaman lalu baik pengalaman milikku maupun orang lain. Aku bisa menjaga diriku dengan baik. Aku punya jalan sendiri untuk mengendalikan sisi emosionalku yang rapuh. Aku tidak akan membiarkan diriku tersakiti karena orang lain apalagi lelaki. Tidak akan ku tumpahkan air mataku untuk lelaki yang hanya berani mampir. Walau aku belum memiliki sosok yang akan melindungiku, aku masih punya Allah SWT yang selalu menjagaku.

Terima kasih karena sudah mau peduli padaku. Terima kasih karena sudah mengkhawatirkan aku. Tapi aku baik-baik saja. Hidupku selalu dianugerahi hal-hal terindah pemberian Allah SWT. Aku tahu tidak mungkin selamanya aku akan bertahan dalam kondisi ini. Walau begitu biarlah aku menunggu sampai saatnya tiba bagiku untuk mengakhiri jalan hidupku ini dan beralih ke jalan hidup yang lain. Allah SWT pasti telah memiliki rencana-Nya sendiri, jadi tidak perlulah bingung dan mempertanyakan siapakah yang akan menjadi pendampingku nanti. Ia akan muncul saat memang sudah waktunya. Aku tidak kesepian. Kadang aku justru merasa hidupku terlalu ramai. Untuk saat ini, inilah yang terbaik untukku. Jadi, jangan khawatirkan aku lagi. Aku baik-baik saja.

Ibuku sepertinya senang dengan jawabanku. Aku senang Ibuku mengerti apa yang ku maksud saat aku menanggapi ucapan adikku. Ibuku sepertinya tidak mempersalahkan keputusanku karena Ibu tahu itulah yang terbaik untukku. Aku bahkan sampai minta maaf pada Ibu karena telah menjadi anak gadis “aneh” yang tidak mengikuti apa yang anak gadis lain lakukan. Gadis yang saat ini memiliki passion untuk mengejar cita-cita dan mengabaikan cinta sesaat. Ups! Ibuku malah tertawa dan menganggap aku normal-normal saja. Ibu tidak pernah mempermasalahkan apa yang aku lakukan, karena memang Ibu percaya padaku dan aku tidak pernah mengkhianati kepercayaannya. Aku senang sekali dengan itu. Ya, Ibuku benar-benar luar biasa! Aku jadi makin menyayanginya!

 This is who I am. I’m happy with it. I don’t bother myself for such a fragile romance. There are so many things prettier out there and I don’t want to waste my chance to discover them for such a broken love. :”)


Image taken from http://alirnuliscerita.blogspot.com/2013/02/nasihat-seorang-ibu-untuk-anak-gadisnya.html

10.35 WIB bersama Terlalu Cinta dari Rossa 


Comments

  1. Ibuku surgaku... Kunbal sista di http://irwansulis.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. semoga makin sayang dengan ibu ya. makin sering mendoakan kebaikan untuk beliau

    ReplyDelete
  3. izaaaa :') sooo touching. yes... I admire your closing statements :D
    like it! like it! (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @itamitum : aduh makasih itum... jadi malu nih :)

      Delete

Post a Comment

What's Popular Here?

Contoh Surat Lamaran Menjadi Asisten Dosen Berbahasa Inggris

For you who still get confuse in writing application letter for being lecturer assistant, this post will help you to write it. This is kind of application letter in English. Actually, there are some versions of the letter patterns. This one is the example that I got from my senior. You can use it. You may also revise it as you need. Good Luck with your application! Izzatur Rahmaniyah Jl. Gunung Antah Beranta No.99 Fiore Island +6281 XXX XXX XXX XX_XXl@yahoo.co.id October 30 th , 2012 Mrs. Erza Scarlet Lecturer of English Program Department of Language and Literature Faculty of Culture Studies Dear Madam, I am very much interested in the open recruitment on Faculty of Culture Studies that you are looking for some Assistants Lecture with requirements; GPA > 3.00, minimum in fifth semester, curriculum vitae, and letter of recommendation. I am a student of 5th semester with GPA X,XX. I am very self motivated, have willing to learn new things and work ha...

Ceritaku di Bandara Juanda #KKN

Malang, 24 Agustus 2013 Mungkin apa yang aku ceritakan di sini menjadi pengalamanku yang pertama dan terakhir. Sebulan lamanya aku berada di tempat itu. Selama itu pula banyak hal-hal baru yang ku hadapi. Ya, pengalaman KKN atau bisa dibilang pengalaman magangku di Bandar Udara Internasional Juanda menjadi satu kenangan tak terlupakan yang ku alami tahun ini. Siapa yang menyangka mendapat kesempatan magang di Bandara Juanda akan membuka mataku seperti apa dunia lain itu. Hari Senin tanggal 01 Juli 2013, secara resmi aku telah masuk ke dunia kerja bersama dengan teman-temanku yang lain. Gedung Angkasa Pura I Bandara Juanda menjadi saksi bisu perjuangan kami menyelesaikan mata kuliah KKN. Awalnya nervous saat berada di gedung itu untuk pertama kalinya. Takut jika aku akan melakukan kesalahan di hari pertama. Tetapi saat berada di sana, takjub juga rasanya. Hari itu untuk pertama kalinya aku melihat deretan-deretan pesawat besar yang parkir di gedung AOB. Yea,,,that was my first ...

Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia (Esai Karangan Izza)

Assalamualaikum pembaca sekalian. Lama ya gak corat-coret di sini,,,hehe. Kali ini aku mau sharing beberapa tulisanku. Salah satunya esai ini. Tujuan posting ini sih karena ibadah. Maksudnya bagi-bagi ilmu buat dimanfaatkan khalayak umum. Esai ini sempat menempati ranking 23 di salah satu kompetisi esai tingkat nasional yang diselenggarakan di Surabaya. Ini masih amatir banget buatnya. Tapi ketimbang membusuk di hardisk laptop mendingan dijadikan referensi aja ya kan? Kalian boleh copy paste esai ini.. ASAL! mencantumkan nama penulis dan sumbernya. Say NO to Plagiarism! Sikap Positif Demi Pendidikan Bangsa Indonesia Polemik pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang sederhana. Ada begitu banyak permasalahan pendidikan di negeri ini yang membutuhkan penyelesaian. Permasalahan tersebut tidak hanya berupa permasalahan anggaran pendidikan namun juga merambah ke peraturan perundang-undangan mengenai pendidikan dan sistem pendidikan. Penyebab dari permasalahan yang muncul pun bermacam...