Malang, 12 April 2014
Penahkah kau mendapat mimpi? Mimpi yang kau harapkan
dapat menghias tidurmu dengan keajaiban, dimana tak ada kesedihan, hanya
kebahagiaan dan tawa yang menyelimuti hingga kau bangun dari lelap. Bagaimana
jika mimpi indah yang kau harapkan tak muncul dalam tidurmu? Kau justru melihat
pemandangan mengerikan yang membuatmu bangun dari lelapmu dan takut tuk
memejamkan mata kembali.
Mimpi buruk! Itulah yang biasa mereka sebut untuk setiap
mimpi yang tak menyenangkan. Mimpi buruk bisa menjelma menjadi apa saja. Ketakutan
akan memori yang telah lalu. Kesedihan akan kehilangan seseorang atau sesuatu.
Hilang dalam kesendirian. Tersesat dalam kegelapan. Jeritan akan kesengsaraan.
Sakit yang kau rasa saat tak ada harapan yang tersisa. Ya, semua itu adalah
mimpi buruk. Sangat buruk! Yang selalu dikutuk agar tak pernah ada. Yang selalu
tak diharapkan datang saat malam tiba.
Bagaimana jika mimpi buruk itu datang tanpa diundang? Ya,
mimpi buruk selalu datang tanpa diundang. Siapa yang mengharapkan melihat
pemandangan mengerikan saat ia ingin menghilang dari dunia nyata yang kejam?
Tetapi itulah mimpi buruk. Tak ada yang tahu kapan ia kan mampir ke alam tidur
kita dan menunjukkan segala yang ia bawa.
Bagai angin malam yang dingin, ia masuk diam-diam
melewati celah-celah dinding dan jendela, bahkan saat kau sudah menutupnya
dengan amat rapat. Tanpa suara, tanpa getaran, sedikit demi sedikit kegelapan
itu muncul. Perlahan lahan menghapus bias cahaya, memeluk pandangan dengan
warnanya yang kelam. Wajah-wajah mengerikan mengintip. Suara-suara menakutkan
berbisik. Langkah-langkah tak terlihat mengikuti, kemana pun kau pergi. Rasa
dingin mulai merayap di permukaan kulitmu. Kau tahu ada yang mengikutimu.
Bahkan di dunia yang hanya milikmu sendiri. Bersembunyi? Dimana? Tak ada tempat
lagi. Bahkan jantungmu yang sudah terlindungi oleh rusuk dan daging terasa
ingin pergi dari tubuhmu. Ia berdetak lebih kencang. Bahkan kau seakan bisa
mendengar detak jantungmu sendiri. Ketakutan itu mulai mencengkeram kedua
kakimu dan menjalar hingga ke tenggorokanmu. Kau hampir tak bisa bergerak.
Sedangkan ia semakin mendekat. Ingin berteriak, tetapi hanya udara yang keluar
dari pita suaramu. Sekuat apapun kau berusaha, satu kata pun tak dapat terucap.
Mimpi buruk telah datang untukmu. Menguasai tidurmu. Mencengkerammu dengan
kegelapannya. Hingga kau tak berdaya.
Apakah kau ingin tenggelam bersama mimpi burukmu? Yang
menghias malammu dengan kelamnya kegelapan? Jika aku menjadi dirimu, aku tak
akan menyerahkan jiwaku padanya. Kuasai duniamu! Ini adalah mimpimu! Kau bisa
mengusirnya untuk tak lagi mengganggumu. Pikirkan hal-hal terindah dalam
hidupmu. Jika kau tak sanggup, bangunlah! Sekuat apapun mimpi buruk itu
memelukmu, bukalah matamu! Betatapun menyeramkannya wajah-wajah itu, kembalilah
ke dunia nyata! Hapus keberadaan mereka. Mereka hanya mimpi! Yang tak akan
mengejarmu saat kau membuka mata. Mereka hanya bayangan yang dapat hilang saat
diterpa cahaya. Tenangkan dirimu. Jangan pernah meyakini jika mereka nyata!
Jika sampai pada satu saat kau menganggap mereka nyata, mimpi buruk itu telah
benar-benar menguasaimu dalam cengkeraman mereka. Kau bahkan tak akan bisa
lepas dari bayangan mimpi burukmu meskipun kau sudah kembali ke dunia nyata.
Ya, dirimu dengan pikiranmu telah dikuasai olehnya.
“Ini cuma
mimpi!” bisiknya lagi. “Mimpi. Matahari akan terbit dan semuanya akan berganti.
Ya.” Cornelia Funke, Tintenherz
The Nightmare! Ilustration by zaturania |
Comments
Post a Comment