Malang, 26 Oktober 2013
Hujan turun lagi dan kali ini
deras menghujam bumi.
Aku tak tahu harus bagaimana
lagi, aku tak bisa pergi.
Kenapa hujan turun di saat
seperti ini?
Padahal aku tak punya waktu
lagi,
Sebelum engkau pergi dari
kenangan ini.
Aku kembali menangis seiring air turun.
“Ah betapa bodohnya aku, tak sempat mengucapkannya padamu...”
Dan kali ini aku benar-benar tak bisa mengatakannya lagi.
Kesempatanku sudah berakhir...
“Hei kau! Apa mau berakhir di
sini?”
Tanpa sadarku suara itu
mendiamkanku...
“Sudah sejauh ini, mau
menyerah di sini?”
Ku cari asalnya, tapi hanya
hujan menemaniku.
“Tembuslah aku, kejarlah dia!”
Mengejarnya?
“Akulah yang mempertemukanmu
dan dia, tapi aku tak ingin memisahkan kalian berdua”
Sekuat tenagaku, aku berlari.
Berharap kau masih di sana, belum pergi.
Berharap hujan masih menghalangimu tuk pergi.
Tak peduli apapun, ku masih menembus hujan ini.
Ku temukan dirimu di sana.
Berjalan dengan payungmu
membelakangiku.
Aku berusaha berteriak
memanggil namamu.
Namun tak ku dengar apapun...
Suaraku tenggelam dibalik
hujan ini.
Ku lihat kau masih tak
berbalik.
Aku tak kuat berlari lagi.
Mengejarmu sungguh hal yang
sulit.
Bisakah kau berbalik?
Air mata ini sudah menjadi satu dengan hujan.
Aku bahkan tak bisa
membedakannya lagi.
“Kenapa menangis?”
Suara itu? Suaramu!
“Kenapa duduk di sini? Kamu tadi memanggilku kan?”
Kau mendengarnya...
“Walau tertutup suara hujan, masih terdengar kok!”
Tak kuasa ku tahan tangis
bahagiaku...
Terima kasih sudah
mendengarku...
Terima kasih sudah berbalik
padaku...
Terima kasih sudah
memayungiku,
Walau kau tau kau akan basah
kuyup...
Terima kasih sudah menggenggam
tanganku.
Hujan...terima kasih pula
untukmu.
Can you hear my voice when rain falls? source of picture : http://k-lia.deviantart.com/art/Rain-35226928 |
Comments
Post a Comment