Malang, 07
Mei 2013
Aku bermimpi lagi. Aku melihat adegan demi adegan yang membuatku merasa tak
nyaman semalam. Entah kenapa mimpi itu masih jelas teringat. Sampai akhirnya
aku memutuskan untuk menuliskannya di sini. Tak ada harapan arti yang ku
inginkan. Hanya tulisan yang mungkin kan membantuku ke depan.
Aku menjadi orang yang sangat jahat di mimpiku. Aku merebut hal yang paling
berharga yang selalu disukai teman baikku. Padahal ia sangat mencintainya,
menjaganya, tidak pernah menyakitinya, dan selalu berlaku baik padanya. Namun
entah apa yang dipikirkan sosok diriku di dalam mimpi itu. Aku merebutnya tanpa
merasa bersalah sedikitpun. Aku tahu, aku merebutnya karena aku juga menyukai
apa yang ia sukai itu.
Aku melihat temanku itu menangis. Ia
sangat bersedih. Ia sangat membutuhkan miliknya itu. Tetapi aku dengan
sombongnya menunjukkan ke hadapannya betapa aku sangatlah tak terkalahkan.
Seakan-akan aku mengatakan dengan lantang kepadanya
“Dia sudah bukan milikmu lagi! Yang kau cintai sekarang menjadi milikku.
Dan akan selalu menjadi milikku!”
Dia semakin bersedih. Air matanya mengalir tak terbendung. Ia tak
mengatakan apapun kepadaku yang sudah berbuat sangat jahat padanya. Ia hanya
menangis. Menyendiri tanpa mempedulikan orang-orang yang berusaha membuatnya
ceria di sekelilingnya.
Kenapa aku tersenyum melihat pemandangan itu? Aku tak mengerti mengapa
sosokku seperti itu?
Yang ia cintai akhirnya datang menemuinya dan berusaha membuatnya kembali
ceria. Orang-orang yang berada di sekitarnya menyarankan agar yang dicintainya
itu mengajak temanku ke suatu tempat dimana mereka bisa berdua. Mereka berkata
seperti itu tanpa mempedulikan keberadaanku yang jelas-jelas ada di situ.
Seakan-akan aku tak ada. Bahkan yang menjadi milikku tak mempedulikan aku.
Mereka berdua pergi meninggalkanku ke suatu tempat yang sangat aku sukai.
Atmosfernya begitu hangat dan nyaman. Mereka berdua terlihat begitu larut dalam
suasana yang tenang.
Aku terjebak dalam gejolak. Aku tak tahan melihat mereka berdua. Dadaku
terasa sesak. Aku merasa tak tenang. Aku marah! Aku tak terima! Aku merasa
terkhianati!
Yang menjadi milikku ternyata masih mencintainya, teman baikku yang telah
ku sakiti. Sekarang justru aku yang merasa sakit. Sakit sekali rasanya saat
melihat apa yang kucintai kini bersama orang lain.
Lebih sakit lagi saat tak ada seorang pun yang berada di sisiku saat aku
begitu terpuruk. Aku sendirian jatuh dalam jurang kesedihan. Tak dapat
terbayangkan betapa akal sehat dan hatiku tak disinari setitikpun cahaya.
Perasaanku terasa sangat aneh. Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku
benar-benar jatuh.
Apa ini karma? Balasan yang ku terima dari apa yang ku perbuat? Ya,
mungkin! Aku tahu rasa sakit ini adalah apa yang telah ku perbuat pada temanku.
Aku yang kini mengalaminya.
Aku tahu ini hanyalah alur cerita dalam mimpi yang ku lihat. Mimpi yang
teringat sangat jelas yang kata Sigmund Freud adalah keberuntungan. Namun
sedikit banyak aku mengerti makna di balik mimpi ini. Aku tak ingin berusaha
mengartikan mimpi ini lebih jauh. Aku tak mau. Aku tak mau sosok diriku dalam
mimpi itu menjadi kenyataan. Aku tak mau menyakiti siapapun! Aku tak mau
merasakan sakit seperti itu!
taken from http://www.wallpapersdb.org/thumbs/various/lonely_cat_t_big.jpg |
Comments
Post a Comment