Negara, 04 dan 05 Februari 2013
Aku ingin kamu
merasakan apa yang aku rasa setiap pagi. Di kala udara masih dingin menyentuh
kulit, sejuk menerpa tubuh menemani setiap kayuhan sepedaku melewati rumahmu.
Dingin memang, tetapi lebih dingin lagi bersepeda sendiri tanpamu yang biasa
aku jemput setiap pagi.
Aku ingin kamu
mencium aroma yang aku cium setiap pagi. Udara basah pagi yang membawa embun
merasuk ke tubuhku melalui indra penciumanku. Terkadang wewangian dupa tercium
harum di sepanjang jalan yang aku lewati. Wangi memang, segar pula. Namun, tak
tahukah kamu wangi parfummu lebih menyenangkan untuk dicium di setiap pagiku.
Wangi yang selalu membuatku rindu untuk bersepeda bersamamu. Wangi yang tak ku
temukan selain dari dirimu.
Aku ingin kamu
mendengar apa yang aku dengar setiap pagi. Nyanyian burung-burung menyambut
sang mentari masih terdengar merdu saat ku lewati hamparan sawah tanpa padi.
Suara serangga jangkrik bisa ku dengar walau samar. Suara kidung di pura
terdengar nyaman menemani perjalanan pagiku. Suara gonggongan anjing
mengagetkan yang jujur buatku amat ketakutan. Khas memang. Namun, itu bukan
suara yang ingin aku dengar di pagiku. Suaramu yang mengeluh padaku karena
suara teriakanku yang membangunkanmu dari mimpi semalam, itu yang ingin aku
dengar di tiap pagiku. Suara yang buatku semangat mengayuh sepedaku menuju
rumahmu.
Aku ingin kamu
melihat apa yang aku lihat setiap pagi tanpamu. Barisan gunung nan jauh di
utara sana menjadi latar belakang dari sebuah kota yang tak ramai. Kanal besar
dipenuhi berliter-liter air terhampar di hadapanku. Langit biru dengan guratan
awan putih kokoh di atas kepalaku. Mentari di timur sana dengan cahaya yang mulai
menghangatkan tubuhku. Di sini, aku melihat semuanya saat tubuhku terayun.
Kamu tahu, aku
menemukan harta karun di sini. Ratusan berlian indah terlihat berkilauan
diterpa cahaya mentari pagi. Berlian-berlian itu memiliki berbagai warna indah
yang selalu terlihat berbeda jika dilihat dari berbagai sisi. Ungu, oranye,
merah, merah jambu, kuning ada berbagai warna dengan berbagai ukuran. Sayang,
mereka semua tak dapat ku bawa pulang untuk ku tunjukkan padamu jika kita
bertemu. Mereka memang terhampar di atas rerumputan hijau sepanjang mata memandang.
Namun, usia mereka tidaklah panjang. Saat mentari mulai meninggi, mereka akan
kembali menjadi awan di langit.
![]() |
Karena ambil gambarnya pake kamera hp, akhirnya cahaya embunnya tak bisa terlihat. |
Sayangnya, aku
menemukan harta ini saat kamu telah kembali ke kotamu. Aku bahkan tak sempat
mengajakmu bermain ayunan di tempat kesukaanku ini. Pada akhirnya, aku hanya
bisa bermain sendiri tanpamu yang biasanya selalu menemaniku berkeliling setiap
pagi. Aku sering membayangkan, bagaimana kamu duduk di ayunan sebelah kananku
dan kita berayun bersama. Menembus udara, terhempas ke dalamnya. Kita tertawa.
Kita bersenang-senang. Namun, semua hanya ilusi. Aku hanya berayun sendiri
dengan pandangan jauh menatap langit. “Andai kamu ada di sini saat ini.” Pikirku.
“Aku ingin kamu menjadi orang pertama yang tahu keindahan setiap pagiku.”
![]() |
Ayunan yang selalu aku naiki hampir setiap pagi |
Apa yang kamu
lihat setiap pagi di sana tanpa adanya aku? Layar belasan inchi yang
menampilkan dunia 2 dimensi kah? Atau kamu malah masih melihat dunia mimpi? Aku
hanya bisa berandai-andai dari Pulau Dewata ini. Berkhayal apa yang kamu lakukan
di Pulau seberang sana. Kamu di sana. Aku di sini. Tapi, aku tahu kita pasti
akan bertemu lagi. Di Pulau Bali. Di Kota Negara. Tempat di mana kita selalu
bertemu meskipun telah jauh dan lama terpisah. Aku tahu. Aku percaya. Allah SWT
kan membawamu tuk melewati pagi bersamaku lagi. Aku, hatiku, pikiranku selalu
percaya pada kehendakNya dan doaku.
Lokasi : Taman Gedung Bung Karno (Twin Tower)
Kota Negara. Kabupaten Jembrana
Pulau Bali.
kamu tinggal di bali? sy pngen bgt ke pura saraswati pas hri saraswati.hehehe
ReplyDeleteiya, tapi sekarang lagi tinggal di Malang karena kuliah. Kalo liburan baru pulang ke Bali. Terima kasih ya sudah berkunjung ke sini. Semoga kamu bisa ke Pura Saraswati ya pas Saraswatian nanti. :)
Delete