Malang, 05 Januari 2013
Hai pembaca
setia #30haribercerita! Kembali lagi di Mind BoX sebuah blog sederhana milik
Zaturania. Hari ini aku cuti posting cerita fiksi dulu, karena hari ini Hari
“SPESIAL” buatku dan teman sekelas Drama-ku yakni @fatimahghaniem pemilik blog
Journalicious yang juga peserta #30haribercerita. Tenang saja ceritaku kali ini
bukan kisah tragedi komedi seperti kasus UAS-ku Terhalang Sepatu yang aku post
kemarin. Kali ini aku akan bercerita tentang sebuah event besar bagi Mahasiswa
Kelas DRAMA II Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya yang
diadakan hari ini Sabtu, 05 Desember 2013 di Sasana Budaya UM. Event Perdana di
awal tahun 2013 ini bernama “BIG PROJECT OF LITERATURE” dengan project
“PEMUTARAN ENAM FILM PENDEK” karya mahasiswa Sastra Inggris. Let’s Check It
Together Guys!
Seperti yang
terlihat pada poster di atas, terdapat 6 gambar film yang diputar dalam event
ini. Saat menulis ini, aku telah menonton 4 film pendek yang berjudul Coffee and Law, The Maker, Behind The Scene,
and Seven. Film yang pertama
diputar yakni Coffee and Law. Film
ini garapan Ivan dan kawan-kawan. Overall, film ini menceritakan bagaimana
perjuangan seorang penjual kopi ‘Joko’ (diperankan oleh Ivan) yang biasa
mangkal di terminal Arjosari Malang membebaskan Ibunya yang dipenjara akibat
dituduh mencuri sepatu seorang koruptor. Menurutku film ini keren! Sebagai
pembuka, film ini mengena di hati! The
Maker sebagai film kedua, menceritakan petualangan ‘Jaka’ dan ‘Mirna’.
Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti jalan cerita film ini. Tapi, visual dan
audio efeknya bagus! Aku suka banget sama lokasi shooting film ini. Sawah dan
pedesaannya seger dan hijau di mata.
Jeng..jeng..jeng....
Film ketiga
inilah film garapan kelasku DRAMA II C Class. Sesuai dengan judulnya Behind The Scene, film ini menceritakan
tentang kisah yang terjadi di luar pembuatan film yang digarap oleh mahasiswa
kelas Drama. Kisahnya bukan kisah biasa. Di film ini diceritakan bagaimana
seorang Sherry (diperankan oleh Serly) membunuh seluruh kru film karena ia
merasa tersinggung akibat perlakuan yang dilakukan oleh kru film. Perlakuan itu
berupa tidak dipilihnya ia sebagai pemeran utama secara sengaja dan membicarakan
hal-hal buruk tentang dirinya. Setting film ini layaknya pembuatan film yang
kami garap. Lokasinya jelas di FIB UB dan daerah sekitaran Kota Malang. Saat
menonton ini, aku jadi malu sendiri pas lihat mukaku muncul di awal. Dan scene
yang paling aku suka adalah waktu salah satu karakter entah namanya aku lupa
(diperankan oleh Samid) secara tiba-tiba ditusuk dengan pisau oleh Sherry saat
si Samid itu kabur darinya. Wah, aku merasa takjub waktu nonton adegan itu! Overall...aku
salut sama hasil kerja temen-temenku. Perjuangan temen-temen rela sampai malem
take berkali-kali, wara-wiri sana-sini, dan berbagai pengorbanan lainnya
ternyata tidak sia-sia. Penonton sepertinya menikmati film kami. Dan yang
terpenting adalah Behind The Scene menjadi
film favorit dosen kami tercinta “Pak Taufan”. We Love You Pak Taufan...!
Yang jilbaban ini lho si @fatimahghaniem |
Aku pas tanda tangan di Banner BPOL |
Foto sama kru Behind The Scene yang lain masih dibawa sama temen. Dari kiri @zaturania @mienthoel |
Seven menjadi
film keempat. Film bergenre komedi romantis garapan Adinda and friends ini
menceritakan kisah Yuda yang katanya ganteng, pinter, tapi pemalu ini yang
selalu gagal dalam menjalin hubungan cinta dengan wanita tentunya. Tidak cuma
sekali lho dia gagal. Kegagalan itu sampai terjadi 6 kali. Namun, kayaknya
berakhir bahagia di wanita ke-7. Film ini kocak dan easy watching. Waktu film
ini diputar suara tawa terdengar menggema di Sasana Budaya. Overall, TOP wes!
Salut buat kru film ini.
Oke, proses
penulisan ini sempat ku hentikan sementara saat film kelima tayang. Film kelima
berjudul Eternus Symbolikum. Film
garapan mahasiswa kelas Drama angkatan 2009 ini mengangkat tema pergolakan
batin tokoh utama terhadap perang yang terjadi di tahun 2015. Di film ini aku
lagi-lagi tidak bisa paham maksud dari jalan cerita serta semiotika yang
disajikan. Jujur, aku terlalu lelah untuk mengikuti jalan cerita yang berat
seperti itu. Jadi, maaf aku tidak bisa berkata banyak soal film yang simbolnya
mirip (sensor karena berkaitan dengan aliran tertentu).
Nah, sampailah
di film terakhir yang berjudul Pandawa
The Revelation. Secara umum yang ku tangkap dari indera penglihatan dan
pendengaran yang telah lelah, film ini semacam film detektif. Jalan cerita,
tokoh, seting, konflik dan segala unsur intrinsik film ini jujur aku tidak
tahu. Entah, apa karena aku sudah terlalu lelah atau memang aku yang tak
tertarik menonton, selama film itu diputar aku tidak memperhatikan secara
seksama. Satu yang ku tahu film itu dibuat oleh senior angkatan 2009. In short,
I don’t have anything to say about this film!
Tibalah acara di
sebuah penghujung yang menandakan Final Project UAS telah selesai. Namun, masih
ada satu kewajiban buat kami mahasiswa Kelas Drama C di hari Minggu tanggal 13
Januari 2013 nanti. Kami harus menjalani wawancara berkaitan dengan proses
pengerjaan film. Well, let’s skip that thing! Di akhir acara kami anak-anak
Kelas C berkumpul bersama di depan Sasana Budaya, berfoto bersama tentunya
dengan Pak Taufan, review film kami bersama, engkel-engkelan bersama, sampai
makan di jalan bersama. InsyaAllah aku pasti bakalan kangen sama saat-saat
kebersamaan kami itu. Mulai semester depan, kami tak mendapat kelas Drama.
Jadinya, bakal mencar deh ke berbagai kelas yang dipilih. Sedih memang. Tetapi,
setidaknya Behind The Scene menjadi
bukti nyata bahwa kami pernah bersama dan menghasilkan kenangan bersama berupa
film yang digarap bersama-sama.
Satu hal yang
selalu aku syukuri selama penggarapan Behind
The Scene, aku jadi kenal sama muka-muka yang sering sekelas tapi tidak
pernah akrab sama aku. Oke, ini memang sederhana tapi dalem banget artinya. Tiap-tiap
dari pembaca InsyaAllah mengerti kan? Bagaimana rasanya jika kalian mengenal
baik orang yang selama ini cuma kenal muka? Itu suatu kejutan! Kejutan yang
membuatku selalu berpikir ‘Oh ternyata Si A orangnya baik ya padahal mukanya
nyeremin’, yah kurang lebihnya kayak gitu lah.
Oke cukup
sekian yang bisa saya tuliskan di sini. Sekarang tepat pukul 22.40 WIB dan aku
sudah sangat capek dengan kegiatan sepanjang hari ini. So, Good Night All. Hope
you have nice dream tonight!
P.S --> Thanks buat temen-temen yang udah bela-belain dateng ke Sasana Budaya UM. Berkat kedatangan kalian acara kami sukses. Kursinya penuh! Filmnya sukses! Josh!
Comments
Post a Comment