Negara, 21 Januari 2013
Selamat Hari
Senin pembaca sekalian! Ada yang di PHP-in kah hari ini? PHP oleh pacar ataupun
KRS?
“SStt... awal minggu kok ngomongin PHP?”
Well, tulisanku
kali ini masih ada hubungannya sama PHP atau diberi harapan palsu gitu lah. Kalau
diPHPin sama pacar, calon mertua, atau sahabat kayaknya sudah common. Kalau
diPHPin sama KRS dan dosen gimana? Mungkin bagi pembaca yang berstatus sebagai
mahasiswa ini sudah biasa juga kali ya. Tapi, gak ada salahnya kan kalau aku
bercerita tentang bagaimana magnifikannya kasus PHP yang melanda mahasiswa
Sasing angkatan 2010 FIB UB? Oke, mari ikuti ceritaku...
Semua berawal
dari jadwal KRS-an online yang dirilis oleh UB. Dalam jadwal tersebut tertera
jelas bahwa mulai tanggal 21 Januari, mahasiswa UB sudah bisa registrasi online
atau bahasa kerennya KRS-an.
Jadwal KRS-an Mahasiswa UB |
Tetapi, sebagian
besar mahasiswa FIB UB Sasing 2010 terancam tidak bisa mengurus KRS. Kenapa? Apalagi kalau bukan karena nilai
beberapa mata kuliah yang belum keluar di Siam. Aku pun mengalami hal yang
sama. Aku di PHP sama dosen Metode Penelitian yang nilainya paling belakang
rilisnya. Akibat dari nilai yang belum keluar inilah banyak sekali
teman-temanku yang ribut di timeline twitter. Aku pun meributkan hal ini. Ya
iyalah, kalau nilainya belum keluar kami terancam tidak bisa KRS-an dan lebih
parahnya terancam “TIDAK DAPAT KELAS!”.
Biarpun nilai
belum keluar, KRS tetep harus jalan. Hari ini Senin, 21 Januari 2013 tepat saat
KRS dibuka sesuai jadwal, seluruh mahasiswa FIB UB standby di depan laptop dan
komputer masing-masing demi satu hal, KRS. Entah mereka standby jam berapa
karena aku baru standby pada pukul 8 Wita (7 WIB). Oke, begitu buka KRS di
siam, aku lega karena menu “TAMBAH MATA KULIAH” bisa diklik. Tapi, seketika
kelegaan itu berubah menjadi kekecewaan akibat jadwal kuliah yang belum ada. Yah,
gimana bisa milih kelas kalau jadwalnya saja belum ada. Ini menjadi kasus PHP
KRS pertama yang menimpaku dan teman-teman mahasiswa FIB UB.
No Schedule! |
“Oke sudah nungguin dari pagi eh kagak bisa KRS-an gara-gara jadwalnya yang
gak ada! Sabar Za Sabar!”
Well, geleng-geleng kepalaku akan sistem KRS siam yang
tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata indah memuncak saat ada pengumuman
dari teman-teman yang ada di Malang bahwa registrasi online seluruh prodi dan
jurusan di FIB UB diundur dan dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Januari 2013. Hal
ini terkait dengan nilai beberapa mata kuliah yang belum disetor oleh si dosen.
So, it’s delayed for sure! Aku sih tidak terlalu kecewa. Justru aku merasa
beruntung karena aku baru balik ke Malang ntar malem. Tetapi, kasihan
temen-temen yang sudah kelamaan membusuk di Malang. Mereka pasti kecewa berat.
Kasus delayed schedule ini menjadi kasus kedua PHP oleh KRS Siam. Well, akibat
dari PHP ini mulailah hujatan demi hujatan berkicau di timeline twitterku.
Hujatan memang banyak tapi yang positif thinking juga banyak kok!
Belum sampai di sini saja! Masih ada satu kasus PHP lagi
yang terjadi hari ini juga. Kasus PHP ini terjadi pada mahasiswa Sasing 2010
yang lagi galau menanti nilai mata kuliah Metode Penelitian. Mata kuliah ini
dibimbing oleh seorang dosen veteran yang terkenal dengan jargon
“YOU MAY COME LATE BUT NOT TOO LATE!”
Well, jargon ini selalu dielu-elukan di setiap pertemuan
sampai seluruh mahasiswa didikan beliau hafal di luar kepala. Tetapi, jargon
tersebut ternyata hanya berlaku untuk mahasiswa di kelas dan tidak berlaku pada
nilai KHS. Nilai dari dosen inilah yang paling lelet alias telat rilis apabila
dibandingkan dengan nilai mata kuliah yang lain. In fact, this course
examination held in the first day of final examinations.
Sepertinya kasus keleletan keluarnya nilai mata kuliah
ini bisa dimaklumi karena ujiannya berupa final project jadi pastinya
membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mengoreksi semua karya tulis karangan
mahasiswa yang diempu beliau. Beliau juga sudah sepuh, jadi ya kita harus
mengerti lah. Tetapi, ya keberatan juga sih kalau leletnya sampai hari H
KRS-an. Kan kasihan mahasiswanya Yangkung! Kami juga pengen cepet liburan dan
bebas dari KRS!
Oke—oke lanjut ke PHP mata kuliah Metpen. Nah, hari ini
juga sekitar pukul 9 WIB, nilai metpenku muncul di KHS. Voila! Muncullah huruf “B”
di sebelah kanan METODE PENELITIAN. Rasanya lega dan plong sewaktu melihat
huruf itu bertengger. Tak lupa aku bersyukur atas “mukjizat” ini. Sejujurnya
aku tidak berharap banyak mendapat A atau B+. Alasannya karena aku merasa karya
tulis yang menjadi final projectku masih kacau. Yah apalagi yang aku bahas itu
berupa kajian sastra sedangkan Yangkung itu dosen linguistic. Aku takutnya apa
yang aku tulis tidak sesuai dengan harapan beliau. Pokonya lega wes dapet nilai
tersebut.
Nah, yang jadi masalah adalah ternyata banyak sekali
teman-teman Sasing 2010 yang diempu beliau mendapat nilai dibawah B. Kok bisa?
Aku juga tidak tahu jelasnya. Aku tidak tahu sistem penilaian beliau seperti
apa karena baru di semester 5 lalu beliau menjadi dosenku. Akibat nilai dari
dosen Yangkung yang katanya menodai KHS, temen-temen protes dan mulailah
hujatan demi hujatan memenuhi timelineku lagi. Kali ini bahkan ada hashtag
khusus yang dibuat oleh salah seorang temanku.
Hujatan dan umpatan tersebut datang silih berganti
bagaikan kawanan sepeda motor yang memasuki gerbang veteran UB. Seru sih emang
tapi ya ngeri juga kalau sampai pihak berwajib dan infotainment menyorot kasus
ini #emangartisapa!
Aku sih bisa mengerti perasaan teman-teman twitter yang
naik pitam, tapi yah aku sih cuma bisa mengingatkan saja buat teman-teman lain
yang mungkin mengalami hal yang sama jangan sampai menghujatnya berlebihan. Yah..kita
sama-sama mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi akibat
hujatan-hujatan tersebut lah. Kalau misalnya tweet tersebut dijadikan bukti
terus dilaporkan ke polisi ntar bisa senasib sama Prita lagi, ya nggak? Jadi,
mendem di kulkas dulu ya rek biar rada tenang. Lebih baik lagi kalau tweet
hujatannya dihapus saja. Biar aman! Jangan khawatirkan tweet kalian yang ada disini. Ini semua twwet aman kok!
Well, bukan kali ini saja sih aku menulis postingan
tentang warna-warni ritual KRS yang sudah sangat klise. Di tulisan ini For Once in My Life, Staying in Malang is Boring dan Yok KRS-an! kalian juga bisa membaca seberapa parahnya ritual KRS-an di
Universitas Brawijaya dari tahun ke tahun. Nah, kita tunggu saja ya bagaimana
proses KRS-an mahasiswa FIB UB hari Rabu nanti. InsyaAllah aku bakalan update
berita terkini mengenai KRS UB di blog ini. Terima kasih buat para pembaca
#30HariBercerita dan teman-teman sekalian yang sudah meluangkan waktu berharga
demi membaca tulisanku ini. Well, see you again in the next post!
wakakakaka...you may come late but not too late, but I may come late even too late #LaluDay
ReplyDeletebener banget za... XD~
Wes..wes... #LaluDay semoga hanya terjadi di semester ini.. amin..
ReplyDeleteahahaha. digae ngguyu waee zaa. eh twitku juga dimasukin. aiiih terharu :') #alay
ReplyDeletetweetmu yang paling beda soalnya zah... paling positif sendiri sih...hwehwehwe.. :)
ReplyDelete