Negara, 15 Januari 2013
‘Apa yang kamu lihat saat ini?
Kertas soal yang dipenuhi berbagai pertanyaan yang membuat jutaan neuron di
otakmu kusut kah? Yang ku lihat saat ini adalah taman kota yang sedikit banyak
telah menjadi lebih cantik dengan berbagai permainan. Jauh lebih cantik dari
yang terakhir ku lihat bersamamu.’ pikirku saat sedang berayun bersama angin di ayunan berwarna biru sendiri.
Ayun ke depan. Ayun ke belakang...
Dari ayunan biru itu aku bisa melihat
berbagai pemandangan berbeda di setiap penjuru. Di arah depan, aku bisa melihat
jutaan liter air yang menggenang di kanal. Terdapat beberapa sepeda air yang
mengapung di atasnya. Sayang, aku tak bisa melihat berbagai bentuk uniknya
akibat terpal coklat yang menutupi sepeda-sepeda air tersebut. Aku juga bisa
melihat bagian belakang Gedung Bung Karno yang justru lebih terkenal dengan
nama Twin Tower. Terdapat taman bermain anak-anak dengan berbagai wahana di
sana. Warna-warnanya sungguh sangat ceria dan menggoda mata untuk bermain di
sana. Tamannya pun terlihat rapi dengan jogging track yang mengelilingi
sekitaran gedung.
Ayunanku berhenti...
Ku alihkan pandanganku ke arah kanan,
ku lihat berbagai permainan anak-anak berwarna-warni seperti ayunan dan
beberapa lainnya berada di sana. Saat ini aku sedang menaiki salah satunya,
ayunan biru. Akulah satu-satunya manusia yang berada di sini saat ini. Tidak
ada anak-anak yang dengan cerianya bermain. Tidak ada remaja yang dengan rianya
berfoto. Hanya aku yang berayun bersama angin menikmati suasana taman yang sepi
dan damai. Aku suka suasana sepi seperti ini. Tetapi jika sendirian seperti ini
justru terasa menyedihkan.
Ku alihkan padanganku ke arah kiri.
Hanya ada jalan raya yang sepi di sana. Wajar saja sepi, karena yang memenuhi
jalan ini sedang bekerja di kantor dan belajar di sekolah.
Di belakangku hanya ada rumpunan bambu
hias yang sepertinya belum berusia lama. Di sana juga terdapat rawa kecil yang
dipenuhi beberapa jenis tanaman air.
Ayun ke depan. Ayun ke belakang...
Di atasku? Yang ku lihat adalah
hamparan langit berwarna putih ke abu-abuan. Ya, pagi ini langit sedang mendung
namun tidak hujan.
‘Di sisi depan, kanan, kiri, dan belakangmu apa yang ada saat ini?
Teman-temanmu yang sedang sibuk mengerjakan soal ujiankah? Atau pengawas ujian
yang sedang jelalatan memperhatikanmu celingukan? Wah, aku turut prihatin jika
tebakanku benar. Andai kamu bisa menikmati suasana ini pula. Btw, Jangan sampai
kamu terusir dari ruang ujian seperti yang sudah aku alami ya? Tak bisa ku
bayangkan wajah menangismu gara-gara itu.’ pikirku saat terayun kembali di ayunan biru.
Side Story
Dia : “Za, aku pulang kira-kira minggu paling
lama. Pada saat itu, kira-kira maicihnya masih ada gak?”
Aku : “Ya
Allah, kamu ini musti pulang pas aku mau balik ke Malang. InsyaAllah masih yu L.”
Apakah ia
tak tahu betapa menyesalnya aku membaca pesan singkatnya itu? Bukan karena ia
lebih mengkhawatirkan maicih level 10 yang ku jadikan oleh-oleh untuknya
daripada aku. Tetapi, karena kejadian selipan liburan seperti ini sering kali
terjadi. Dan kenapa hal ini harus terjadi di liburan semester ini? Padahal
hanya di waktu liburan semesteran saja kami berdua dapat bertemu, jalan-jalan
bareng, curhat bareng, engkel-engkelan soal anime, saling menyalahkan hape
masing-masing dan traktiran lagi. 2 orang sahabat yang terpisah di dua kota
yang berbeda hanya bisa bertemu di satu waktu dan satu kota saja, liburan dan
Negara.
Liburan semesteran ini sangat penting
bagiku karena semester depan aku harus menjalani KKN selama sebulan lebih dan
mungkin aku tak bisa bertemu secara efektif dengannya. Mulai semester depan aku
yakin waktu kami berdua akan habis untuk mengerjakan tugas akhir. Bersama itu
pula, aku yakin waktu kami untuk bertemu semakin sedikit. Waktu kepulangan kami
ke Bali pun pasti sulit untuk disamakan. Apa yang bisa ku perbuat? Akan betapa
sedihnya aku jika tak bisa bertemu.
‘God..could you make it easy for us to meet? I don’t need spending my holiday in Kuta or Sanur. I just wanna meet that person
in this holiday. We have been separated for months. This is the only chance for
us to meet again. Moreover, next week I should go back to Malang and depart to
Pasuruan. I don’t wanna miss my very worthy chance to
meet him. Please God... make it possible..’
P.S à
Sebenarnya ada foto tempat ini juga. Tetapi, berhubung fotonya tidak bisa
dipindah dari HP ke laptop, jadinya gak bisa ditampilkan.
Wah, padahal mau liat fotonya juga :D
ReplyDeletemaaf ya.. InsyaAllah kalau udah bisa, aku tampilkan foto-fotonya... :) Terima kasih ya sudah berkunjung ke sini..
ReplyDelete