Malang, 10
Januari 2013
Sejak mendaftar #30haribercerita pertengahan
desember tahun lalu, dalam hati aku sudah memutuskan untuk menulis cerita fiksi
hasil karyaku selama 30 hari di Januari. Kenapa fiksi? Padahal tulisanku di
blog sejak tahun 2011 jarang sekali yang bergenre fiksi. Yah..alasannya sih
karena pengen beda saja. Kalau curhat di blog itu sudah biasa. Tulisan di blog
ini pun sebagian besar curhatanku, baik yang jelek, nyakitin hati sampai
menyinggung orang lain. Lagipula kalau terlalu sering curhat di blog takutnya
nanti malah tidak bermanfaat buat orang lain. Aku sudah berkomitmen untuk
menulis tulisan yang bermanfaat dan membuat pembaca bahagia. Kalau curhatannya
galau, mana bisa bikin pembaca senang?
Sebagian besar karya fiksiku berupa cerpen. Temanya pun ada macam-macam.
Namun selalu, karakter dalam cerpenku adalah anak-anak. Kenapa anak-anak? Ini
bukan semata-mata karena aku suka anak-anak, tetapi lebih karena tema anak-anak
sangatlah menyenangkan untuk dibuat cerita. Rasanya bagaikan membuat cerita
yang sederhana namun ngena di hati.
Selain itu, aku selalu kesulitan jika harus
berhadapan dengan tema-tema percintaan remaja atau dewasa. Lha kok? Kamu kan
remaja menuju dewasa Izza? Hehe.. itu karena aku kurang suka membaca cerpen,
novel, ataupun puisi bertemakan kisah cinta. Apalagi membaca novel cinta wah
jarang banget aku menyentuh jenis karya sastra ini. Kalau tidak salah novel
cinta terakhir yang aku baca adalah “Perahu Kertas” karya Dee. Itu pun aku
menghabiskan 3 hari untuk menyelesaikannya. Membacanya pun lewat laptop.
Sepertinya aku tidak cocok dengan novel percintaan ya?
Tetapi, beberapa hari ini aku tidak mengupdate karya
fiksiku. Alasannya sih karena aku lagi sibuk sama UAS. Apalagi besok adalah UAS
yang paling penting, Semantics. Banyak hal yang harus aku pelajari di mata
kuliah ini. Sebenarnya, itu buatku pusing tapi mau bagaimana lagi.
Ada hal lain yang mengganggu pikiranku saat menulis
karya terutama karya fiksi. Terkadang aku dibutakan akan ambisiku sendiri.
Sejak posting dongeng pendek di hari pertama #30haribercerita aku berambisi
untuk menulis karya fiksi lain yang bakal banyak dibaca orang. Aku terus
menulis sampai aku menyadari ada yang kurang dalam tulisanku. Setelah sering
mengalami rasa kekurangan tersebut aku tersadar aku melupakan hal terpenting. Ya,
aku lupa akan tujuanku menulis di blog yang tak lain adalah membuat pembaca
merasa senang dan tulisanku membekas di hati mereka. Selain itu, aku sendiri
kurang menikmati proses kreatif menulis fiksi karena buta akan angka
pengunjung. Begitu tersadar aku terpikir bagaimana bisa aku seperti itu? Menulis
hanya untuk kesenangan melihat angka tanpa setulus hati memberi manfaat kepada
pembaca tulisanku. Jujur, aku malu pada diriku sendiri.
Maka dari itu, aku akan berusaha untuk menulis
tulisan yang bisa membuat orang lain senang dan terinspirasi. Aku pribadi
mungkin belum pengalaman dalam hal itu, tapi aku yakin tak ada yang tak mungkin
selama aku berusaha. Selama ada keinginan dan tekad untuk menulis, aku yakin
aku pasti bisa.
Aku berterima kasih kepada semua tulisan dari
teman-teman penulis #30haribercerita yang sedikit banyak buatku sadar betapa
enjoy-nya menulis untuk diri sendiri dan memberi kesenangan untuk orang lain.
Aku tak bisa menyebutkan mereka satu per satu, pokoknya semua deh. Ah, ini kan
namanya curhat ya? Eh, maaf ya di hari ke-10 ini kalian harus membaca
unek-unekku. InsyaAllah setelah UAS selesai, aku kan kembali menulis tulisan
yang aku menikmatinya dan kalian pun akan senang membacanya.
Salam
zaturania
Comments
Post a Comment