Kamu tahu kadang aku lupa pada-Nya. Aku lupa pada Yang memberiku hidup. Aku lupa pada Yang mengabulkan doaku. Aku lupa pada Yang mengingatkanku. Aku sering lupa pada-Nya bahkan aku lebih ingat facebook dan twitter daripada diri-Nya.
Tersadar, aku menangis. Menangis di setiap ada kesempatan aku mengingat diri-Nya. Ampun aku mohonkan. Beribu maaf aku ucapkan. Janji aku tunjukkan.
Dia memberiku petunjuk di setiap kesempatan. Dia memberiku mimpi indah di malam hari yang membuatku bertemu denganmu. Dia membuatku dapat berbicara denganmu. Mimpi yang mengantarku mengenalmu lebih jauh.
Dia sangat luar biasa. Dia selalu memberiku yang terbaik. Orang tua terbaik, keluarga terbaik, teman-teman terbaik, semua yang terbaik aku dapatkan. Namun, aku terkadang bingung apakah aku sudah memberi yang terbaik untuk-Nya? Sudahkah aku?
Apa kamu tahu jawabannya? Ah, aku lupa aku kan belum terlalu mengenalmu di dunia nyata. Tapi, aku punya firasat kamu akan menjadi teman baikku mulai dari sekarang. Kita sama. Kamu tahu itu. Kita akan sering bertemu mulai dari sekarang.
Tersadar, aku menangis. Menangis di setiap ada kesempatan aku mengingat diri-Nya. Ampun aku mohonkan. Beribu maaf aku ucapkan. Janji aku tunjukkan.
Dia memberiku petunjuk di setiap kesempatan. Dia memberiku mimpi indah di malam hari yang membuatku bertemu denganmu. Dia membuatku dapat berbicara denganmu. Mimpi yang mengantarku mengenalmu lebih jauh.
Dia sangat luar biasa. Dia selalu memberiku yang terbaik. Orang tua terbaik, keluarga terbaik, teman-teman terbaik, semua yang terbaik aku dapatkan. Namun, aku terkadang bingung apakah aku sudah memberi yang terbaik untuk-Nya? Sudahkah aku?
Apa kamu tahu jawabannya? Ah, aku lupa aku kan belum terlalu mengenalmu di dunia nyata. Tapi, aku punya firasat kamu akan menjadi teman baikku mulai dari sekarang. Kita sama. Kamu tahu itu. Kita akan sering bertemu mulai dari sekarang.
Comments
Post a Comment