Hai, aku datang lagi untuk menyapamu. Bagaimana kabarmu? Kamu baik-baik saja kan? Aku baik. Walaupun agak sulit pada awalnya untuk berkata seperti itu.
Aku gagal lagi untuk yang kesekian kali. Aku gagal dalam kompetisi menulis esai tingkat nasional yang diadakan oleh salah satu universitas negeri di kota candi. Aku hanya bisa berada dalam posisi waiting list. Aku berada di urutan ketiga dari lima orang di daftar tunggu.
Aku memang sedih karena aku tak bisa pergi ke kota itu untuk mempresentasikan karyaku. Aku tak bisa pergi untuk sekedar berkunjung ke kota yang dulu memberiku banyak kenangan. Aku sudah gagal untuk pergi. Aku gagal untuk meraih prestasi. Aku gagal mendapat pengalaman kompetisi di kampus lain. Aku gagal!
Sulit bagiku untuk menerima kegagalanku. Kamu tak tahu, betapa besarnya keinginanku untuk pergi. Kamu tak mengerti berapa kerasnya perjuanganku dalam membuat buah karya pikiranku. Kegagalan ini sempat membuatku merasa perih dan seakan semua yang aku perjuangkan hanya berakhir dengan kesia-siaan. Aku merasa aku seorang pecundang. Aku tak bisa apa-apa.
Betapa mengerikan bukan perasaan negatifku akibat kegagalanku? Ah! Tapi itu dulu! Sekarang aku tidak mau berpikir seperti itu. Aku yakin Allah SWT memiliki rencana indah untukku. Kamu tahu? Setelah dipikir-pikir dan aku renungkan dalam hatiku, ternyata banyak sekali hal positif yang aku dapatkan dari kegagalanku kali ini. Itu menjadi rahasiaku. Kamu tak perlu tahu... hehe. Pokoknya hal itu bener-bener indah dan membuatku merasa tahu diri.
Kali ini aku memang gagal, tetapi tidak untuk lain kali. Aku tidak mau menyerah di sini. Selagi Allah masih memberiku nafas dan waktu, aku akan berusaha lebih baik lagi. Allah selalu tahu yang terbaik untukku. Aku percaya itu. Allah selalu memberiku yang terbaik. Termasuk kegagalanku.
Kamu juga jangan menyerah ya. Aku juga akan berusaha. Aku akan membuktikan kepada Allah SWT bahwa aku layak untuk diberi ijin pergi ke kota lain di Indonesia dan negara lain. Aku akan berusaha di kompetisi menulis lainnya. Doakan aku ya!
Aku gagal lagi untuk yang kesekian kali. Aku gagal dalam kompetisi menulis esai tingkat nasional yang diadakan oleh salah satu universitas negeri di kota candi. Aku hanya bisa berada dalam posisi waiting list. Aku berada di urutan ketiga dari lima orang di daftar tunggu.
Aku memang sedih karena aku tak bisa pergi ke kota itu untuk mempresentasikan karyaku. Aku tak bisa pergi untuk sekedar berkunjung ke kota yang dulu memberiku banyak kenangan. Aku sudah gagal untuk pergi. Aku gagal untuk meraih prestasi. Aku gagal mendapat pengalaman kompetisi di kampus lain. Aku gagal!
Sulit bagiku untuk menerima kegagalanku. Kamu tak tahu, betapa besarnya keinginanku untuk pergi. Kamu tak mengerti berapa kerasnya perjuanganku dalam membuat buah karya pikiranku. Kegagalan ini sempat membuatku merasa perih dan seakan semua yang aku perjuangkan hanya berakhir dengan kesia-siaan. Aku merasa aku seorang pecundang. Aku tak bisa apa-apa.
Betapa mengerikan bukan perasaan negatifku akibat kegagalanku? Ah! Tapi itu dulu! Sekarang aku tidak mau berpikir seperti itu. Aku yakin Allah SWT memiliki rencana indah untukku. Kamu tahu? Setelah dipikir-pikir dan aku renungkan dalam hatiku, ternyata banyak sekali hal positif yang aku dapatkan dari kegagalanku kali ini. Itu menjadi rahasiaku. Kamu tak perlu tahu... hehe. Pokoknya hal itu bener-bener indah dan membuatku merasa tahu diri.
Kali ini aku memang gagal, tetapi tidak untuk lain kali. Aku tidak mau menyerah di sini. Selagi Allah masih memberiku nafas dan waktu, aku akan berusaha lebih baik lagi. Allah selalu tahu yang terbaik untukku. Aku percaya itu. Allah selalu memberiku yang terbaik. Termasuk kegagalanku.
Kamu juga jangan menyerah ya. Aku juga akan berusaha. Aku akan membuktikan kepada Allah SWT bahwa aku layak untuk diberi ijin pergi ke kota lain di Indonesia dan negara lain. Aku akan berusaha di kompetisi menulis lainnya. Doakan aku ya!
Comments
Post a Comment