Malang, 24 Oktober 2011
Kayaknya aku musti bener-bener sabar deh sebagai anak perantauan di kota orang. Kenapa? Karena cobaan yang bikin aku semakin kuat bener-bener terasa. Bagi seorang anak perantauan yang datang dari pulau seberang seperti aku, saat-saat yang paling rentan adalah masa akhir bulan. Kenapa? Karena pada masa ini, uang bulananku yang dikirim oleh kedua orang tuaku mencapai limitnya. Okelah masalah tersebut sudah sangat terbiasa ku alami mengingat aku sudah setahun merasakan itu semua. Tapi, bagaimana jika di akhir bulan di masa yang sangat sulit tiba-tiba aku mengalami cobaan berupa kehilangan dompetku yang berharga. Oh My GOD....!!! Sungguh malang sekali nasibku di kota Malang.
Setelah kehilangan celana jins dan baju pemberian Ibuku sekarang aku harus mengalami kehilangan dompetku yang berisikan 2 KTP, 1 ATM, 1 HCC dan uang sejumlah Rp 24.000. Padahal aku lagi butuh uang banget untuk beli air minum dan kebutuhan pangan yang lainnya. Bisa kalian bayangkan bagaimana perasaanku pas waktu aku gak bisa menemukan dompetku yang ternyata dicuri oleh orang yang satu kos denganku? Aku merasa ya sudah ini cobaan dari Allah. Aku nggak bisa berbuat apapun karena tidak ada bukti dan aku belum tahu persis siapa yang mencuri barang-barang milikku. Tapi, aku 100 % yakin bahwa “balasan” dari Allah SWT pasti akan datang menjemput si pelaku sebenarnya.
Perlu diketahui bahwa celana jinsku yang ke jemur di jemuran kosku di lantai 3, hilang diambil orang yang entah siapa. Tak lama, aku kehilangan kaos hitam lengan panjang pemberian ibuku yang ku taruh di kamar dan diambil orang pas aku lagi lengah dan lupa mengunci kamar. Terakhir, kemarin malam aku kehilangan dompetku beserta isinya yang ku taruh di atas meja pas aku lagi ke toilet. Oh Tuhan, aku pasti sudah diincar sejak awal.
Nah, kehilangan yang bertubi-tubi ini, sepertinya mengingatkanku bahwa rumah kos yang sudah ku tempati selama 1 tahun tidaklah aman seperti setahun yang lalu. Aku juga harus berhati-hati dan tidak boleh ceroboh lagi, semua orang di kosku adalah tersangka yang harus aku perhatikan. Kehilangan celana jins, baju dan dompet untunglah tidak membuat masalah besar padaku. Kartu ATM milikku sudah diblokir Bapakku, uang di dompet sudah gak ada artinya dan KTP untungnya aku masih punya satu lagi. Nah, ini adalah teguran keras untukku.
Karena kejadian ini, aku jadi ingat kata-kata Bang Napi; “Kejahatan tidak hanya terjadi hanya karena ada niat tetapi juga kesempatan. Waspadalah...Waspadalah!”
Sepertinya kata-kata tersebut memang benar adanya ya....hueee....
Comments
Post a Comment